TANJUNG, metro7.co.id – Mendapat tudingan DPRD Tabalong terkait rendahnya pelayanan mutu kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) H Badaruddin Kasim, terlebih perihal data nilai indikator Turn Over Interval ( TOI) dan Gross Death Rate (GDR) tidak sesuai standar, mendapat bantahan dari Direktur RSUD dr Mastur Kurniawan.

“DPRD dapat datanya dari mana?, kami dari rumah sakit surveinya sudah kerjasama dengan BPS terkait nilai indikator TOI dan GDR,” kata Direktur RSUD H Badarudin Kasim dr Mastur Kurniawan, Jumat kemaren.

Dijelaskan, TOI adalah rata-rata jumlah hari tempat tidur dari kosong sampai terisi kembali. TOI juga salah satu indikator melihat efisiensi pemanfaatan rumah sakit, bukan indikator untuk menilai mutu pelayanan suatu rumah sakit.

Diakui Mastur, 2020 tadi, capaian TOI RSUD H Badaruddin Kasim memang lebih panjang dan penurunan performa dari tahun sebelumnya. Hal tersebut dikarenakan pandemic cavid yang mengakibatkan penurunan jumlah kunjungan pasien rawat inap dan rawat jalan. “Masyarakat memilih untuk menunda berobat ke rumah sakit karena takut terpapar covid-19,” kilahnya sembari menyebut di RSUD H Badarudin Kasim juga terdapat tenaga medis yang positif sehingga ada beberapa hari IGD RS ditutup guna strealisasi.

Mastur juga membantah data DPRD yang menyebut tingginya atau tidak sesuai standar dari indikator GDR atau angka kematian keseluruhan pasien rawat inap yang keluar dari rumah sakit per 1000 pasien keluar hidup dan mati. Dimana NDR 26,52 permil 2019 lalu 23,57 permil 2020 dan GDR 52,74 permil 2020 lalu 52,19 permil 2019

“Yang benar terjadi ialah penurunan angka kematian bersih NDR dan GDR pada 2020 dibanding 2019. Sehingga saya pastikan terjadi peningkatan mutu pelayanan pada RSUD H Badaruddin Kasim tahun 2020 tadi,” katanya.

Bantahan RSUD “Ditertawakan” DPRD

 

Wakil Ketua Komisi I DPRD Tabalong, Ferry Elfeni saat dikonfirmasi terkait bantahan RSUD perihal data indikator TOI dan GDR mengaku hal tersebut adalah sebuah kelucuan. Sebab, data tersebut diperolehnya dari laporan RSUD sendiri ke DPRD.

“Jadi yang kami sampaikan kemaren terkait Pelayanan Mutu Kesehatan RSUD H Badarudin masih rendah itu sesuai dengan laporan mereka (RSUD). Kalau mereka bantah, itu namanya lucu,” tegas Legislator Demokrat ini sambil menunjukkan berkas laporan kinerja dari RSUD.

Terkait rendahnya minat masyarakat berobat ke RSUD baik rawat inap maupun rawat jalan, karena berkaitan dengan wabah covid-19, Ferry juga meminta pihak RSUD rajin – rajin memberikan penyuluhan kepada masyarakat agar jangan takut berobat ke rumah sakit.

Sebagaimana berita sebelumnya, Komisi I DPRD Tabalong melalui Wakil Ketua, Ferry Elfeni kepada wartawan, Selasa (13/04/2021) lalu di Gedung Graha Sakata menyebut pelayanan mutu kesehatan RSUD H Badarudin masih rendah. Sebab, nilai TOI dan GDR diluar standar rumah sakit yang sehat pelayanannya.

Dijelaskannya, indikator TOI berkaitan dengan interval penggunaan tempat tidur di RSUD Badaruddin Kasim dari saat kosong hingga saat terpakai kembali rata – rata empat hari. Padahal sesuai standar mutunya maksimal tiga hari.

Kemudian indikator GDR atau jumlah angka kematian umum bagi setiap 1000 pasien keluar. Dimana GDR di RSUD Badaruddin Kasim selama dua tahun berturut memperlihatkan kinerja buruk.

Sebagaimana 2019 lalu, angka kematian kasar 52 orang/1000 dan pada 2020 meningkat menjadi 54/1000.

“Ini kami anggap menunjukkan mutu pelayanan RSUD Badaruddin Kasim yang rendah. Sebab, standar GDR sebuah rumah sakit yang baik hanya 45 orang/1000,” katanya lagi.

Ditegaskan, indikator TOI dan GDR ini berkaitan dengan baik tidaknya mutu pelayanan kepada masyarakat. ***