TANJUNG, metro7.co.id – Sumber daya alam khususnya minyak bumi di Kabupaten Tabalong yang dikenal dengan sebutan Bumi Sarabakawa untuk memberikan kesejahteraan serta ketulusan untuk melayani seluruh rakyat Indonesia ini ternyata sudah diambil dan dimanfaatkan lebih dari seabad, atau sudah berusia 122 tahun, yakni dari jaman Hindia Belanda (1898) sampai sekarang (2020). Bagaimanakah kisahnya?, berikut catatan yang dirangkum wartawan Metro7, Zul Fahmi Dhamiry di Tabalong Kalimantan Selatan.

Kharismatik Bumi Tabalong memang tak lepas dengan kekayaan sumber daya alam yang melimpah, terutama kekayaan mineralnya yang berwujud minyak, gas bumi dan batu bara. Dari beberapa sumber dan kutipan yang diperoleh, pada tahun 1898 dibawah bendera perusahaan minyak Belanda yang bernama Minj Bouw Maatschapij Martapoera (MBMM), akhirnya dimulainya eksplorasi pengeboran sumber minyak baru di Tabalong, atau disebut sumur minyak lapangan Tanjung sampai tahun 1912.

Kemudian sampai awal tahun 1930, lapangan kilang minyak Tanjung diambil alih pengelolaannya oleh perusahaan Dotsche Petroleum Maatschapij (DPM). Lalu, dari 1930 hingga sampai meletusnya perang dunia ke II lapangan kilang minyak Tanjung dikelola oleh Perusahaan NV Baatatsch Petroleum Maatschapij (BPM). Dibawah BPM pula, wilayah Tabalong kembali ditemukan sumur-sumur minyak yang lain, yakni lapangan ladang minyak Tanjung (1934), lapangan ladang minyak Warukin Tengah (1937), lapangan ladang minyak Kambitin (1939). Namun ladang minyak yang ditemukan belum sempat dieksploitasi akibat berkecamuknya Perang Dunia II.

Tahun 1942 tentara Jepang menguasai seluruh bumi Nusantara termasuk sumber minyak di Kalimantan termasuk minyak Tanjung. Penguasa tentara Jepang mencoba menghidupkan kembali pengusahaan minyak yang pernah diusahakan BPM. Bahkan produksi minyak Kalimantan diperlukan untuk menopang perang Asia Timur Raya.

Usai perang dunia ke II yakni 1945 yakni setelah Jepang kalah perang, perusahaan BPM kembali beroperasi hingga tahun1961, serta dibawah BPM pula awal dimulainya pengerjaan instalasi pipa 20 ic sepanjang 238,6 Km yang menembus hutan belantara Kalimantan, yakni dari Tanjung untuk menyalurkan minyak mentah dari Tabalong menuju tempat penimbunan di Manunggul, kemudian disalurkan lagi ketempat penyulingan di Balikpapan Kalimantan Timur.

Pada era kemerdekaan, yakni tanggal 26 Oktober 1960, Pemerintah Indonesia baru mengeluarkan Undang-undang no 44 Prp 1960 tentang Pertambangan Minyak dan Gas Bumi yang ada diwilayah Indonesia merupakan kekayaan nasional yang dikuasai oleh negara. Kegiatan pengusahaan minyak di Kalimantan digalakkan lagi, namun yang tampil bukan lagi perusahaan BPM, tetapi perusahaan minyak yang lebih besar lagi yaitu PT Shell Indonesia, dan kegiatan ekplorasi minyak Shell mencapai puncaknya pada 1963 dengan mencatat angka produksi 46.800 BOPD.

Lalu tanggal 30 Desember 1965 seluruh asset PT Shell diserahkan ke perusahaan negara (PN) Permina yang dipimpin dan selaku direktur utama waktu itu adalah Letnan Jenderal Dr Ibnu Sutowo. Dan selanjutnya pada tanggal 20 Agustus 1968 dengan dasar PP no 27 tahun 1968, maka lahirlah Perusahaan Negara yang bernama “Pertamina”.

Ditangan Pertamina, pada 1965 struktur ladang minyak Warukin Selatan berhasil dikembangkan, begitu juga pada 1967 ditemukannya Struktur ladang minyak Tapian Timur. Pada era tahun 60-80 inilah masa keemasan dan jaya-jayanya Pertamina di Tabalong, yang mana pada masa itulah hasil keuntungan minyak bumi sepenuhnya milik pemerintah untuk kesejahteraan dan dapat dicicipi rakyat.

Diibaratkan “Balon Besar” yang Suatu Saat Pasti Kempes.

Memang tak salah kata bijak menyebut agar berhemat dan jangan mubazir dalam memakai energi. Hukum pastinya adalah jika sumber daya alam (SDA) khususnya minyak yang berasal dari fosil dan tersimpan diperut bumi tersebut diambil atau dieksplorasi terus menerus, maka dipastikan bakalan habis.

Ibarat “balon besar” yang suatu saat pasti bakalan kempes, begitulah gambaran hasil catatan penelusuran Wartawan yang patut dialamatkan kepada tambang minyak dan gas bumi di Bumi Sarabakawa Tabalong.

Betapa tidak, semakin tuanya sebuah kilang minyak alam, maka semakin turun produksinya, yang mana puncak produksi tahun 1963 yang mencatat angka 48.800 barel perhari, namun data yang tertera di PT Pertamina EP Asset 5 Tanjung Field dari Data SOT (Sistem Operasi Terpadu) pada sepanjang 2020 perbulannya menunjukkan rata-rata produksi minyak Tanjung Field sebesar 2.423 barrel oil per day (bopd) sedangkan produksi gas sebesar 1.077 million standard cubic feet per day (mscfd).

Dari dulunya mampu berproduksi dengan cara-cara primary recovery atau laksana “menimba air di sungai”, namun sekarang dipaksa dengan injeksi air untuk dapat menangkap sisa-sisa minyak yang tersisa. Ironisnya lagi, dari dulunya dapat menyerap ribuan tenaga kerja, namun sekarang jauh menyusut dan merusut.

“Dulu para pekerja karyawan tetap Pertamina Tanjung melebihi seribu orang, tapi sekarang karyawan tetapnya cuma kurang lebih seratus orang saja,” ucap Humas Pertamina PT Pertamina EP Asset 5 Tanjung Field, Ruspandi kepada wartawan.

Diakui memang, kehadiran kegiatan pengusahaan minyak Tabalong memang tak bisa dipungkiri telah menyulap tempat yang dulunya terpencil menjadi tempat kehidupan ramai dan disegani oleh daerah lainnya. Kota minyak tersebut disebut Murung Pudak, yakni salah satu kecamatan di Tabalong.

Ditempat yang dulunya terpencil, Murung Pudak oleh Pertamina telah didirikan gedung sekolah TK, SD, dan SMP. Termasuk pembangunan fasilitas olah raganya yang cukup membuat kagum masyarakat tempu dulu, dimana dibekas kampung terpencil tersebut sudah terbangun yang namanya lapangan golf. Juga pasilitas kesehatan yang bernama Rumah Sakit hingga bandara pesawat terbang pun telah berdiri di Murung Pudak.

“Saya ingat, dulu ketika Tanjung yang menjadi pusat Pemerintahan masih gelap gulita, namun di Murung Pudak sudah terang benderang dialiri listrik Pertamina,” ucap Imur (55) warga Tabalong.

Diungkapkannya lagi, kejayaan Pertamina kala itu, membuat Murung Pudak menjelma menjadi tempat primadonanya rekreasi pariwisata yang kerap dikunjungi warga luar Tabalong, karena keindahan taman-taman dan lengkapnya aneka ragam tempat permainan anak yang dibangun oleh Pertamina.

“Pokoknya pamor Kota Minyak Murung Pudak yang dipoles Pertamina kala masih jaya-jayanya, sungguh sangat disegani oleh warga daerah lain,” sebutnya lagi.

Minyak Bumi Tabalong Sentuh Pembangunan.

Sadar kalau SDA khususnya minyak yang berasal dari fosil jika diambil atau dieksplorasi terus menerus bakalan habis. Maka PT Pertamina EP Asset 5 Tanjung Field bersama Pemkab Tabalong melaui program tanggung jawab sosial terus berupaya melakukan program CSR (Corporate Social Responsibility) dan pembangunan lainnya untuk kesejahteraan masyarakat.

Seperti pelaksanaan penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Tabalong yang secara umum dilaksanakan pada berbagai bidang pembangunan yang dilaksanakan semua pihak tak terkecuali pihak perusahaan yang berinvestasi dalam bersama-sama menyelaraskan pembangunan dengan visi dan misi daerah berjuluk Bumi Sarabakawa ini, tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), yakni Visi Kabupaten Tabalong dalam mewujudkan Tabalong lebih agamis, sejahtera dan mandiri.

Sebagai perusahaan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang beroperasi di Tabalong, PT Pertamina EP Asset 5 Tanjung Field lewat program Pertamina Peduli CSR turut berupaya dalam membantu Pemkab setempat dalam penanggulangan kemiskinan sesuai amanat konstitusi yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang dasar 1945 Amandemen keempat.

Bupati H Anang Syakhfiani secara khusus juga memberikan apresiasi atas keberadaan PT Pertamina EP Asset 5 Tanjung Field dalam pembangunan Kabupaten Tabalong sehingga banyak prestasi yang dicapai oleh kabupaten tersebut.

“Pencapaian Tabalong saat ini salah satunya karena aktivitas pertambangan di kabupaten ini. Saya berharap Pertamina EP Tanjung Field terus mendukung program-program yang dilakukan pemerintah kita,” ucap Anang.

Dengan bergandengan tangan dengan Pemkab Tabalong, PT Pertamina EP Asset 5 Tanjung Field menggarap CSRnya pada beberapa program membangun, diantaranya CSR budi daya ikan dengan keramba, CSR energy alternative biogas, CSR pinjam pakai gratis PKL (pedagang kaki lima) di lokasi Taman 10 K, CSR Posyando, CSR bantuan air bersih, CSR pengembangan budidaya tanam sayur sistem hidroponik, CSR bantuan fasilitasi pendidikan dan tak ketinggalan ikut berperan dalam perang melawan Virus Covid-19.

CSR Budidaya ikan keramba dengan sasaran warga sekitar tambang minyak yang berekonomi rendah. Bantuan budi daya ikan keramba ditujukan pada beberapa kelompok, dan masing-masing kelompok berisi 10-11 orang anggota. Tiap kelompok diberi bantuan gratis 10 keramba + kelambu, 20 pelampung, 7000 bibit ikan nila gesit dan 40 sak pakan ikan. Sebelumnya warga penerima bantuan juga diberi arahan dan pelatihan pengetahuan budi daya ikan keramba dari Distanakkan Tabalong. Hasil yang didapat warga desa pun cukup lumayan dalam memberikan kontribusi peningkatan ekonomi warga.

Energy alternative biogas. PT Pertamina EP Asset 5 Tanjung Field bekerjasama dengan Pemkab Tabalong juga melaksanakan program pembangunan enam buah reaktor energy alternative biogas. Pendataan desa sekitar lokasi operasi kilang minyak untuk penerima bantuan reaktor biogas tersebut adalah paguyupan atau kelompok ternak sapi binaan dari Distanakkan Tabalong. Sebelum pembuatan reaktor biogas permanen berbahan beton dengan kapasitas 9 meter kubik tersebut, kelompok desa juga dilatih serta tata cara perawatan reaktor biogas yang dapat mengahasilkan nyala api kompor biogas sebiru LPG. Limbah dari biogas tersebut juga dimanfaatkan sebagai pupuk organik untuk tanaman warga.

Air bersih dan kesehatan, sebagai kewajiban perusahaan yang berinvestasi di Tabalong, , PT Pertamina EP Asset 5 Tanjung Field juga berkewajiban membantu warga sekitar operasi kilang minyak dengan menyalurkan secara langsung air bersih ke desa-desa. Distribusi air bersih khususnya berkaitan keperluan warga seperti perkawinan serta keperluan untuk kematian. Penyaluran air bersih juga dilakukan ke pasilitas-pasilitas umum, seperti SD, SMP, SMA dan Rumah Sakit diwilayah sekitar operasi Pertamina. Juga bantuan somur bor beserta mesin pompa di pasilitas umum, seperti sekolah, masjid dan mushalla dan panti asuhan. Untuk kesehatan, Pertamina juga membangun fasilitas Posyandu yang memadai dengan dilengkapi peralatan penunjang kegiatan. Serta turut melakukan pengkaderan Tim Posyandu baik dalam pemberian gizi balita, pemberian vitamin A dan Imunisasi.

Bantuan fasilitas pendidikan, turut mengusung visi misi Tabalong dalam mewujudkan masyarakat cerdas, PT Pertamina EP Asset 5 Tanjung Field lewat CSR 2020 juga membantu pasilitas penunjang pembelajaran di beberapa sekolah di Tabalong. Pertamina juga aktif berperan sebagai sponshorship baik ajang lomba olah raga sekolah, maupun pestival anak Islami seperti MTQ dan pestival Ad Durrun Nafis.

Budidaya tanam sayur sistem hidroponik, , PT Pertamina EP Asset 5 Tanjung Field dengan Instansi terkait Pemkab Tabalong juga memprogramkan konsep tanam sayur system hidroponik berkonsep green haose. Sebagaimana kebutuhan sayur mayur bagi masyarakat di Tabalong selama ini masih bergantung pada pasukan dari luar daerah, padahal kondisi alam di daerah ini sangatlah potensial untuk pembudidayaan tanaman sayur mayur. Melihat kondisi tersebut dan tujuan memberikan peningkatan penghasilan terhadap petani binaannya, Pertamina mencoba melakukan persiapan nursey (bibit sayur, nutrisi hidroponik, media tanam, polybag, rak media tanam dan salurannya). Dilanjutkan dengan membentuk kelompok petani binaan, dan diteruskan dengan pelatihan dasar budidaya tanam sayur dan pembuatan media tanam dengan sekam beserta pengolahannya dengan pelatih dari instansi Pemkab Tabalong.

Ikut berperan dalam perang melawan Virus Corona. PT Pertamina EP Asset 5 Tanjung Field juga memberikan bantuan dalam tindak kesiapsiagaan dan penanganan Covid-19 di Kabupaten Tabalong berupa Alat Pelindung Diri, ribuan masker hingga fasilitas cuci tangan. Termasuk dukungan dana ke Dinas Lingkungan Hidup untuk penanganan COVID – 19 dan Program Peduli Tenaga Medis (PETIS) berupa tambahan nutrisi kepada tenaga medis.

Minyak Bumi Dogkrak PAD Tabalong.

Pundi-pundi PAD (Pendapatan Asli Daerah) pertahun dari hasil tetesan minyak bumi di Kabupaten Tabalong melalui fee royalty sebagai daerah penghasil mencapai Rp 81 miliar lebih.

Informasi didapat, fee royalty yang didapat Tabalong dari ekplorasi minyak bumi itu berdasarkan perhitungan yang diitetapkan dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) dari tetesan ladang-ladang minyak tersebut tercatat di PAD daerah totalnya kurang lebih sebesar Rp 81 miliar. Yakni penerimaan pada sektor pertambangan minyak bumi pertriwulan mencapai Rp 3 miliar lebih, serta ditambah pada sektor PBB pertambangan migas kurang lebih Rp 70 miliar.

Disisi lain, guna ikut berpartisifasi dalam target produksi minyak nasional sekaligus berdampak bakal bertambahnya fee royalty minyak bumi untuk PAD Tabalong. PT Pertamina EP Asset 5 Tanjung Field kembali melakukan pemboran sumur migas baru. Terakhir, sumur pengembangan atau eksploitasi ini merupakan sumur tambahan dengan nama lokasi dan sumur PRB-02 yang berada di Desa Pugaan Kecamatan Pugaan,Tabalong.

Tanjung Field Manager, Zulfikar Akbar saat kunjungan silaturrahmi ke Bupati Tabalong juga menyampaikan saat ini pihaknya terus mengupayakan peningkatan produksi minyak dengan mengoptimalkan sumur yang ada di Kabupaten Tabalong serta beberapa aktivitas program tanggung jawab sosial yang dilakukan untuk kesejahteraan masyarakat.

“Kami mempunyai rencana target produksi yang telah disepakati dan akan terus mengupayakan agar dapat tercapai,” terang Zulfikar.

Bupati Tabalong H Anang Syakfiani pun menyampaikan dukungannya terkait perizinan maupun proses pembebasan lahan yang dilakukan Pertamina. “Asalkan untuk kesejahteraan daerah dan masyarakat, saya pastikan akan terus mendukung Pertamina,” kata Bupati Anang. ***