TANJUNG, metro7.co.id – Dalam urusan perkopian, Kabupaten Tabalong juga tidak kalah dari daerah lain, bukan hanya perkebunan karet saja. Kopi asal Tabalong ini memiliki Kopi dengan khasnya tersendiri.

Salah satu brand kopi lokal asli Tabalong, “Kopi Armadi” yang memiliki berbagai varian kopi seperti, Kopi Robusta, Kopi Liberica dan Kopi Pasak Bumi pernah di ekspor ke luar negeri, dan ternyata menjadi kopi favorit bagi warga mancanegara. Namun, karena permintaan pasar yang belum mencukupi dikarenakan kurangnya budidaya kopi dan teknik mengolah kopi yang masih belum mumpuni, mengakibatkan produksi menjadi terhambat.

Owner Warung Kopi Inspirasi, Armadi saat diwawancarai di kedai kopinya di Jalan Jenderal Basuki Rahmad RT 06, Kelurahan Hikun, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Tabalong, Rabu, (25/8) mengatakan, pihaknya dulu pernah mencoba mengekspor kopi asli dari Kabupaten Tabalong ke mancanegara, namun, belum mencukupi pada jumlah kopi yang akan di ekspor.

“Pernah kami mencoba untuk pasar ekspor, waktu itu Korea yang pertama kali, dan pada saat itu kopi kita bisa bersaing dan bisa masuk, cuman kekalahannya adalah pada jumlahnya yang kita belum bisa mencukupi. Yaitu permintaannya itu, begitu kita coba, kan ada bermacam rasa, ada cherry, ada coklat, natte. Kalau kopi kita disini kebanyakan natte atau kacang. Pertanyaannya itu sanggup berapa ton?, dan itu kita belum mampu,” ujar Armadi.

Kopi dari khas Tabalong ini juga memiliki perbedaan rasa dari kopi daerah lain dan juga menjadi kesukaan bagi warga mancanegara.

“Yang disukai dari warga mancanegara itu karena nattenya kuat dan perbedaannya itu, ini menurut mereka penikmat kopi, kalau kopi di daerah lain itu, contoh misalnya liberica atau robusta, robustanya pahit atau sepat, kalau untuk kita di Tabalong ini, sepatnya itu hilang, manis yang muncul. Ternyata, itu dikarenakan didaerah kita sini, dulunya gunung batu kapur, sehingga, rasa sepatnya itu hilang, yang muncul rasa manis, jadi tanpa gula,” tandasnya.

Peminat kopi di Tabalong juga banyak yang penasaran dengan kopi khas Tabalong yang baru Armadi munculkan dalam setahun ini.

“Memang juga banyak yang datang, dan kopi yang banyak disukai adalah yang jenis kopi liberica, dan kopi ini belum ada tersedia di kafe-kafe. Jujur saja kami belum berani melepas stok biji kopinya. Sekarang stok baru ada sekitar mungkin 200 kilo,” ujarnya.

Saat ini untuk ketersediaan kopi, pihaknya mengambil kopi di beberapa daerah di Kabupaten Tabalong seperti di Santuun, Salikung, Bintang Ara, dan di Haruai.

Ditengah brand kopi daerah luar yang justru banyak beredar di pasaran Tabalong, Armadi justru mengembangkan kopi daerah dengan tujuan dan ciri khas tersendirinya.

“Tujuan kita agar, Kabupaten Tabalong ini juga punya ciri khas tersendirinya. Jadi, kopi Tabalong ini harus ada kita keluarkan dengan ciri khas tersendirinya,” tukasnya.

Baginya, ciri khas tersendirinya tidak jauh beda dengan kopi daerah lain, namun yang membedakannya ialah pada rasa.

“Yang membedakan rasa manisnya ini muncul, terus kacangnya kuat, rasa buahnya juga ada karena kopi ini, dimana dia tumbuh, terus tanaman apa yang ada didekatnya itu akan mempengaruhi ke rasa biji kopi. Jadi, ada yang bilang ada rasa nangka, ada yang rasa coklat, ada yang bilang nattenya kuat,” katanya.

Dari segi proses pembuatan minuman kopi ini pun, Armadi melakukan semuanya dengan manual, karena baginya ia ingin memperkenalkan rasanya terlebih dahulu.

“Kenapa kami mengandalkan manual, karena kami ingin mengenalkan rasa yang sebenarnya terlebih dahulu, ini loh rasa kopi khas Tabalong. Tujuannya itu agar masyarakat lebih mengenal kopi kita itu dulu,” tegasnya.

Pada kopi khas Tabalong yang ia produksi, pihaknya memang sengaja tidak memperjual belikannya secara bentuk bubuk siap seduh, karena pihaknya ingin mengenalkan seperti apa itu kopi khas Tabalong.

“Karena kami ingin mengenalkan dulu kopi-kopi lokal khas Tabalong, agar orang tau dulu khas kopi kita itu seperti apa, bijinya seperti apa, makanya kami selalu pajang yang mentahnya, itu tujuannya agar masyarakat tahu dulu,” ujarnya.

Pihaknya juga memang sengaja memperjual belikan kopi khas Tabalong ini, dengan bentuk biji kopi yang juga bertujuan mengenalkan kopi ini.

“Orang biasanya datang kesini mencari bubuknya sementara kami tidak ada, jadi kami menjualnya itu, menyediakan ada paket kopi yang sudah di roasting, ada grinder sama vietnam dripnya. Di paket itu karena ada dua barang juga yang harus kita datangkan dari luar, jadi harganya itu 200 ribuan. Kalau mau menikmati kopi langsung bisa datang kesini, belum ada buka cabang dimana-mana,” tuturnya.

Ia berharap kedepannya, kedai kopi, kafe, dan Angkringan yang ada di Kabupaten Tabalong ikut berpartisipasi mengenalkan kopi asli khas Kabupaten Tabalong ini.

“Kami berharap, kedepannya toko yang menjual kopi yang ada di Kabupaten Tabalong bisa ikut berpartisipasi memunculkan kopi Tabalong, minimal satu menu ada, agar kopi Tabalong cepat booming,” pungkasnya.*