TANJUNG, metro7.co.id – Ada sebuah tradisi sejak zaman dulu hingga saat ini yang dimiliki masyarakat suku dayak di Desa Warukin Kecamatan Tanta Kabupaten Tabalong, yaitu tradisi yang dilakukan setiap tahun saat mau menanam padi di Ladang atau dilahan gunung.

Masyarakat adat suku dayak di Desa Warukin ini, setiap saat mau memulai menanam padi dimusim tanam dengan cara manugal atau lazim disebut Nawu Wini di Ladang maupun di Lahan gunung, mereka terlebih dahulu melakukan ritual.

Ritual sakral dilakukan saat mau memulai menanam padi nawu wini, bagi suku dayak khususnya di Desa Warukin sudah jarang terlihat, oleh karena itu untuk tetap terus melestarikan tradisi budaya ini, Lembaga Adat Dayak Ma,anyan Desa Warukin, Kamis (19/19/2020) menggelar acara ceremonial nawu wini atau manugal di Balai Adat desa Warukin RT.006 Kecamatan Tanta.

Kegiatan ini turut dihadiri Bupati Tabalong yang diwakili Staf Ahli Bidang Hukum Politik dan Pemerintahan Setda, Mukhlis Ridhani, Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata, H Akhmad Rijali Noor, Unsur Forkopimda Tabalong, Unsur Forkopimca Tanta, dan sejumlah Kepala SKPD Lingkup Pemerintah Kabupaten Tabalong.

Ketua Lembaga Adat Dayak Ma,anyan Desa Warukin selaku panitia pelaksana kegiatan, Yulius Mince, dalam laporannya menyampaikan bahwa, lawu wini adalah satu budaya lokal atau budaya yang diturunkan secara turun temurun dari nenek moyang para orang-orang dayak, dan sebelum zaman kerajaan Nan Sarunai, hal ini sudah ada dimana dalam setiap memulai melakuni usaha bertanam padi berkebun atau berladang.

Acara seperti ini, khususnya dikalangan suku dayak Desa Warukin jarang terlihat dan bahkan hampir punah. “Oleh karena itu kami dari lembaga adat desa Warukin untuk mengingatkan kembali, dan menginplikasikannya kepada para genarasi, sehingga seperti apa yang namanya nawu wini,” katanya.

Karena itulah dilakukan pementasan secara bersama-sama untuk semakin menambah agenda tentang budaya, dan yang lebih penting lagi kita meninggalkan atau mewariskan kepada genarasi penerus, khususnya bagi anak-anak di Desa Warukin supaya acara nawu wini yang sangat sakral tetap akan terus dilakuni dan dipertahankan.

Kegiatan ini terselenggara berkat kerjasama Lembaga adat dan masyarakat desa Warukin, serta Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Tabalong, didukung instansi terkait.

Kepala Dinas Pemuda,Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Tabalong, H Akhmad Rijali Noor, dalam sambutannya mengajak Kepala Desa dan Ketua Lembaga adat desa Warukin untuk bersama-sama memelihara, dan meneruskan kebiasaan atau adat daerah selama ini. “Jangan sampai hilang, kami merasa sangat berkepentingan untuk melestarikan budaya atau adat kita yang sudah ada sejak zanan dahulu,” katanya.

Sementara mewakili Bupati Tabalong, Mukhlis Ridhani, dalam sambutannya, atas nama pemerintah Kabupaten Tabalong merasa bangga dan menyambut baik serta mengapresiasi diselenggarakannya kegiatan bernuansa budaya lokal tradisional ini. Hal ini menunjukan bahwa semua memiliki kepedulian yang tinggi dan betul-betul menaruh perhatian besar terhadap pembinaan pengembangan dan pelestarian budaya lokal dengan segala ke khasannya.

Banua Tabalong memiliki beraneka ragam suku, seni dan budaya yang salah satunya, yakni budaya kegotong royongan dalam bertani yang dinamai manugal, ini semua kekayaan yang tak ternilai harganya, kerena itu semua pihak harus merasa terpanggil untuk ambil bagian dalam rangka menjaga, memelihara mengembangkan serta melestarikan beragam suku seni dan budaya yang dimiliki tersebut.

Diharapkannya agar semua etnis dan budayanya yang khas tidak hilang atau punah akibat tergerus oleh derasnya aliran budaya asing yang kurang bermartabat, sebagaimana bumi sarabakawa yang terkenal dengan alam pertanian dan perkebunannya, dimana hamparan padi menghijau akan mudah ditemui diseluruh wilayah dari Kabupaten Tabalong.

“Bukan hanya pertanian padi, tapi berkembang juga dengan perkebunan buah melon, bawang merah serta, cabe dan juga tanaman hortikoltura lainnya,” katanya. *