TANJUNG, metro7.co.id – Puncak Peringatan Hari Jadi (Harjad) Kabupaten Ke 55 dilaksanakan Senin (14/12/2020) di halaman Pendopo Bersinar Pembataan Kecamatan Murung Pudak.

Puncak peringatan Harjad Kabupaten Tabalong tahun ini dirayakan secara sederhana disaat pandemi Covid-19 belum berakhir, sehingga jumlah undangan dan tamu pun terbatas sekitar 300 orang saja. Tamu undangan terdiri para pejabat lingkup Pemerintah Kabupaten Tabalong, tokoh agama, tokoh masyarakat, alim ulama.
Sedangkan tamu undangan utama dari Pusat Menteri Pendayagunaan Aparatur Sipil Negara (Menpan RB) Tjahjo Kumolo beserta rombongan, dan tamu undangan dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan, Gubernur H Syahbirin Noor beserta rombongan.

Kedatangan rombongan tamu pusat Menpan RB bersama rombongan Pejabat Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan langsung dijemput Bupati Tabalong, H Anang Syakhfiani beserta unsur Forkopimda di Bandara Warukin Tanjung.

Menpan RB, Tjahjo Kumolo mengawali kegiatan kunjungannya di Tabalong meresmikan Mal Pelayan Publik (MPP) di Kelurahan Mabuun Kecamatan Murung Pudak.

Kemudian rombongan melanjutkan menghadiri rangkaian kegiatan peringatan Harjad Tabalong Ke-55 di Lapangan Halaman Pendopo Bersinar.

Kedatangan rombongan Menpan RB dan Gubernur Kalsel disambut meriah oleh kelompok seni hadrah, dan tarian legenda Si Pujung.

Legenda Si Pujung adalah cerita anak saudangar, yang sakti, pujung pandai menari dan bermain kuntau.

Rakyat kerajaan Tanjung Puri pesta aruh adat atas hasil ladang dan kebun yang melimpah. Pesta diramaikan dengan tarian dan Si Pujung dipasangkan menari dengan Putri Tanjung Sari, pada saat itulah Pujung mulai jatuh hati sampai ia tergila-gila terhadap Putri Tunjung Sari.

Dipinggiran sungai ketika putri bersama teman-temannya sedang mencuci tiba-tiba terdengar suara aneh menakutkan, sepasang jin telah merasuki jiwa si Pujung, jin jahat yang menggoda, membujuk dan membakar syahwatnya dengan mata merah, liar beringas Pujung memanggil Putri Tanjung Sari untuk mengajak bercinta.

Putri dan teman-temannya lari ketakutan sampai putri terjatuh kedalam pusaran arus sungai yang bergejolak, ia berteriak minta tolong sampai suaranya menghilang dan tubuhnya tenggelam, saat itu Pujung sadar, panik, bingung mengiba dengan penuh penyesalan.

Langit gemuruh, hujan deras, seorang paruh baya datang terpogoh-pogoh, marah, murka karena telah membuat anak gadisnya hilang. Dengan air mata berlinang tubuh gementar ia bersimpuh bersujud ke langit dan mengutuk Si Pujung.

Itulah persembahan tarian Si Pujung oleh penata Gazali Rahman dan Ainun Sahara dengan penata musik Clasic Production. ***