TANJUNG, metro7.co.id – Guna menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 31,89 persen di Indonesia, Asosiasi Daerah Penghasil Migas dan Energi Terbarukan (ADPMET) menggelar forum diskusi Gaspol! Transisi Energi daerah penghasil migas, di Hotel Pullman, Kota Bandung, Kamis (31/8) kemarin, dengan mengangkat tema ‘Membangun ekosistem rendah emisi gas rumah kaca menuju net zero 2060’.

Bupati Tabalong, H Anang Syakhfiani selaku Wakil Ketua Bidang Pengkajian dan Pengembangan SDM ADPMET yang mewakili Ketua Umum ADPMET Ridwan Kamil membuka secara resmi kegiatan tersebut.

Dalam sambutan tertulisnya Ridwan Kamil menyatakan bahwa transisi energy bukan suatu yang mudah untuk dilakukan karena dibutuhkan kebijakan – kebijakan yang mendukung terciptanya ekosistem rendah emisi gas rumah kaca.

“Untuk itulah diadakan kegiatan yang sangat penting ini,” terang Ridwan Kamil melalui sambutan tertulisnya.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia, Luhut Binsar Pandjaitan berharap adanya forum diskusi ini dapat menjadi ajang kolaborasi para pemangku kebijakan energi terbarukan.

“Meningkatnya ekonomi biasanya berkorelasi dengan kebutuhan energi, selama periode 2000-2021 pasokan energi mengalami peningkatan 1 setengah kali lipat, dari sekitar 6.500 pentazule pada tahun 2000 menjadi 10.400 pentazule pada tahun 2021. Kebutuhan energi ini tentunya akan terus meningkat dari tahun ke tahunnya,” kata Luhut saat membuka acara ini melalui daring.

Luhut menambahkan, Indonesia telah menginvestasikan sebesar Rp 20 miliar dolar per tahun, di sektor energi seiring meningkatnya PDB dan permintaan energi.

Sejak bertransformasi menjadi ADPMET, asosiasi yang beranggotakan 20 provinsi, 60 kabupaten, 6 kota dan 8 Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Migas ini aktif mendorong pengembangan energi terbarukan di daerah melalui advokasi kebijakan, sosialisasi, forum investasi dan mendorong penggunaan dana Participating Interest (PI) dari kegiatan hulu migas untuk investasi energi terbarukan.