PARINGIN – Sedari pagi warga terus memadati jalan wilayah desa Panaitan Rt 3 Kecamatan Lampohing, Kabupaten Balangan, tepatnya diperbatasan Kabupaten HSU dan Balangan mulai dari orang tua, bahkan sampai anak-anak sekolah.
 Kendati di wilayah tersebut telah terjadi kebarakan cukup besar, walaupun jumlah bangunan yang terbakar terbilang sedikit yakni dua buah rumah dan satu buah gudang penyimpanan getah, tetapi akibat insiden yang terjadi pada pukul 02.47 pada malam jumat mengakibatkan satu pemilik rumah meninggal dunia akibat terpanggang api.
Menurut Informasi yang berhasil dihimpun di lapangan, awal kejadian terbakarnya rumah dan gudang penyimpanan getah tersebut yakni tepat pukul 02.47 malam jumat , suasana waktu itu warga sedang tertidur lelap, api baru diketahui warga ketika sudah membesar.
“Tidak ada suara apa-apa, malam itu api sudah begitu membesar, warga kaget dan berduyun-duyun memadamkan api seadanya,” ujar salah satu warga yang bernama ilham  saat ditemui metro 7 dilokasi.
Puluhan pemadaman dari kabupaten HSU dan Balangan ikut turun karena wilayahnya dekat HSU jadi 70 persen pemadam berasal dari kabupaten HSU. “Kedatangan BPK bisa dibilang terlambat, karena lokasi kebakaran memiliki lokasi jalan yang cukup sempit dan sulit ketika berselisihan,” katanya.
Api baru bisa dipadamkan setelah ketiga bangunan tersebut ludes terbakar, seluruh barang yang ada di rumah yang diketahui miliknya adalah Abdurrahman (73) dan Tamliha (77) serta pemilik gudang Masrian (60) habis tak bersisa alias rata dengan tanah.
Namun na’as bagi pemilik rumah Tamliha, dirinya tewas terpanggang api saat kejadian kebakaran itu berlangsung, menurut Pambakal Panaitan Rt 3 M Yusran mengatakan, saat kejadian berlangsung semua pemilik rumah kucar kacir keluar rumah, pemilik rumah Abdurrahman bersama istri dan dua anaknya berhasil lolos.
“Tetapi pemilik rumah Tamliha hanya tinggal bersama istri yang sudah tua, sebenarnya Tamliha sudah keluar rumah saat kejadian, namun ia sempat mencari-cari sang istri, yakin masih ada didalam Tamliha nekat masuk lagi, padahal dia tak bisa berjalan lagi, saya kaget saat kejadian tamliha terlihat lincah berlari,” ungkapnya yang menyaksikan kejadian malam itu.
Lebih lanjut M Yusran mengatakan, padahal istri Tamliha sudah keluar terjun dari jendela sebelah kanan, dan langsung menuju jalan. Akibat kejadian itu setelah api padam kondisi Tamliha sudah terbakar, sempat dilarikan ke rumah sakit namun pada hari itu juga langsung dimakamkan di alkah keluarga di desa Panaitan.
” Tamliha memang sudah tua,Namun setahu saya sidin sayang banar dengan bininya, anak sidin banyak yang merantau,” kata Yusran.
Kebakaran yang terjadi di Panaitan ini pun langsung mendapatkan respon dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Balangan.
Hari itu juga, pihak BPDB langsung menyalurkan bantuan sementara berupa sembako kepada korban kebakaran, bantuan tersebut langsung diterima oleh warga yang mewakilinya. “Ini bantuan sementara dulu, nanti per kepala keluarga juga akan mendapatkan bantuan masing-masing 5 juta rupiah, jadi dua rumah 10 juta,” kata Fitrana Wijaya selaku Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPDB Balangan.
Pihak kepolisian paginya langsung memasang garis polisi di lokasi, ditemui di kantor Kapolsek Lampihong IPDA Otto membenarkan di wilayahnya terjadi kebarakan yang menewaskan satu orang. “Dugaan asal api dari konsleting listrik dari dalam dapur milik Tamliha,” ujarnya.
Mengenai korban yang tewas terpanggang dikatakan IPDA Otto, akibat ingin menyelamatkan istrinya, padahal saat kebakaran Tamliha sudah berada diluar rumah, karena mengetahui istri masih ada didalam akhirnya nekat, api terus membesar dan Tamliha ikut terpanggang.
“Adapun kerugian yang diketahui dalam kejadian tersebut  ditaksir sebesar 150 juta rupiah,” pungkasnya. (metro7/sri)