Tanjung — Tari Kurung-kurung, tari khas Dayak Bukit tampil dalam penutupan Tabalong Ethnic Festival (TEF) 2012 yang dikemas dalam KARASMIN Spesial.  Tari ini dibawakan oleh Sanggar Tatau Silu Bulau, Sabtu malam (2/2) lalu, dalam prosesi penutupan sekaligus penyerahan penghargaan sanggar terbaik dalam acara yang digelar Perkumpulan Putera/Puteri Saraba Kawa (Perkumpulan Pusaka) dengan dukungan PT Adaro Indonesia dan partner. Tari ini menggambarkan keceriaan di musim tanam (tugal) yang ditandai permainan kurung-kurung dengan diiringi alat musik khas dari bambu yang ditumbukkan ke kayu dan tiap batangan bambu mengeluarkan suara dengan nada yang berbeda.  Sanggar Tatau Silu Bulau sendiri di ajang ini terpilih sebagai Sanggar Seni Dayak Terbaik.
Dalam pengantarnya, Firman Yusi, Direktur Eksekutif Perkumpulan Pusaka menyampaikan bahwa kegiatan Tabalong Ethnic Festival (TEF) berawal dari sebuah mimpi organisasi ini untuk mendorong agar potensi alam, seni, tradisi dan budaya yang ada di Tabalong dapat berkombinasi untuk mewujudkan Tabalong sebagai salah satu destinasi wisata.
“Dalam bayangan kami, suatu saat, Tabalong dikunjungi oleh banyak orang, bukan karena daya tarik pertumbuhan industri pertambangan yang membuka lapangan kerja begitu besar, akan tetapi juga karena keunikan alam, seni, tradisi dan budayanya,” ujarnya.  Dengan begitu, maka sektor pariwisata akan menjadi penggerak ekonomi alternatif yang sangat ramah lingkungan.
TEF diharapkan mendorong seniman tradisional berbasis seni dan tradisi lokal untuk berkarya lebih baik lagi, menggali warisan luhur nenek moyang masyarakat Tabalong untuk ditunjukkan ke dunia bahwa kekayaan Tabalong tidak hanya pada sumber daya alam tak terbarukan, akan tetapi juga pada alam, seni, tradisi dan budayanya.  “Karenanya TEF didesain untuk mendorong fungsi kelembagaan yang baik dari masing-masing sanggar seni, karena hanya lewat pengelolaan kelembagaan seni yang baik lah, karya-karya seni terbaik akan dihasilkan oleh para pegiat seni di Tabalong,” tandasnya.
TEF sendiri merupakan sebuah rangkaian kegiatan, di dalamnya ada kegiatan Lokalatih Kelembagaan Seni.  Untuk Lokalatih (Workshop) ini, Perkumpulan Pusaka mengundang Yayasan SATUNAMA, sebuah lembaga non-pemerintah dari Jogjakarta yang memang secara profesional bekerja dalam berbagai pelatihan pengelolaan kelembagaan.  Selain itu dilakukan pula verifikasi faktual pengelolaan kelembagaan yang diharapkan menghasilkan pemetaan tentang kondisi nyata wadah aktivitas para pegiat seni tersebut.
Selain Sanggar Tatau Silu Bulau, yang terpilih sebagai Sanggar Seni Dayak Terbaik TEF 2012, Sanggar Mishbahul Munir juga menerima penghargaan sebagai Sanggar Seni Banjar Terbaik TEF 2012.  Sanggar Tatau Silu Bulau memboyong dua penghargaan sekaligus dengan memboyong gelar Sanggar dengan Penampilan Terbaik TEF 2012.  Sanggar terbaik diganjar hadiah masing-masing Rp 5 juta, sementara sanggar dengan penampilan terbaik mendapat hadiah Rp 1 juta dari penyelenggara dan sponsor kegiatan.
Selain Tari Kurung-kurung, malam penutupan sekaligus penganugerahan penghargaan, juga tampil aneka pertunjukan seni tradisional dari sanggar-sanggar peserta TEF 2012 dan TEF 2011, mereka adalah Sanggar Mishbahul Munir, Sanggar Bamelum, Sanggar Pusaka Tabalong, Sanggar Suluh Banua, Sanggar Tatau Silu Bulau dan Sanggar Regatn Tatau. (Metro7/Ril)