TANJUNG – Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (Dinsosnaker) kabupaten Tabalong kembali menyelenggarakan kegiatan pelatihan berbasis kompetensi program peningkatan kompetensi tenaga kerja dan produktivitas (PKTKP), pelatihan institusional melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan keterampilan bagi pencari kerja kali ini lewat sumber dana dekonsentrasi (APBN) 2015 dengan 18 paket 13 kejuruan meliputi kejuruan kendaraan mobil diesel, kendaraan ringan mobil bensin, kendaraan ringan sepeda motor, kejuruan meubeler stainless/aluminium, technical support, pengolahan hasil pertanian, menjahit, instalasi penerangan, las listrik, gambar bangunan, pffece tools, keuangan dan kejuruan pendingin AC.
Jumlah siswa peserta pelatihan sebanyak 288 siswa, yang setiap paketnya 16 orang, pelatihan keterampilan ini dilaksanakan di kelas pusat pelatihan Tenaga Kerja kabupaten Tabalong mulai 20 Okober sampai 02 Desember 2015, yang selanjutnya akan mengikuti program pemagangan di berbagai perusahaan dan instansi serta lembaga selama tiga bulan.
Pembukaan kegiatan PKTKP, Selasa (20/10) tadi secara resmi oleh Bupati Tabalong yang diwakili Asisten bidang pembangunan H.Syaiful Ikhwan, hadir dalam pembukaan tersebut Kepala bidang peningkatan kualitas dan produktivitas Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi Propinsi Kalimantan Selatan, Wahyudinoor dan beberapa pimpinan perusahaan.
Dalam laporannya Kepala Dinsosnaker kabupaten Tabalong H.Yuhani menjelaskan sebelumnya tahap pertama dana APBD kabupaten Tabalong yang dilaksanakan pada bulan Agustus sampai bulan Oktober 2015, sebanyak 9 paket, tiap paket 16 orang siswa jumlah 144 orang dengan jurusan keterampilan mobil diesel, mobil bensin, las listrik, instalasi listrik, pendingin AC, Akuntansi, Sekretaris dan Autocad (Desain grafis), saat ini siswa-siswa sedang melaksanakan magang di berbagai perusahaan dan instansi selama tiga bulan.
Tujuan pelatihan adalah untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan yang harus dicapai yang mengarah pada pemenuhan persyaratan jabatan/pekerjaan yang ditetapkan oleh industry/pasar kerja, sehingga setelah selesai mengikuti program ini peserta mampu mengisi pekerjaan-pekerjaan yang dibutuhkan oleh pasar kerja baik di daerah maupun Nasional.
Materi pelatihan yang diberikan materi khusus yang sesuai dengan bidang keterampilan yang dipilih, kemudian materi umum meliputi mental agama, pembinaan remaja/narkotika dan pembinaan fisik, ketenagakerjaan, strategi pembangunan daerah serta peran dan fungsi pusat pelatihan tenaga kerja.
Bupati Tabalong H.Anang Syakhfiani dalam sambutan tertulisnya yang disampaikan oleh Asisten bidang pembangunan mengatakan perluasan kesempatan kerja adalah salah satu sasaran pembangunan yang ingin ditingkatkan dan terus dikembangkan, tujuan akhirnya adalah untuk mewujudkan masyarakat kabupaten Tabalong, yang sejahtera, baik lahir maupun batin dan untuk mencapai tujuan tersebut diharapkan tenaga-tenaga kerja baru dapat tertampung dan tersalur dalam jumlah yang relative besar di berbagai sektor baik sektor industri pertambangan, perdagangan maupun sektor-sektor lainnya.
Sementara itu Kepala Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi propinsi Kalimantan Selatan mengawali sambutan tertulisnya yang disampaikan Kabid peningkatan kualitas dan produktivitas, Wahyudin mengatakan kondisi ketenagakerjaan di Kalimantan Selatan sebagai berikut jumlah angkatan kerja pada Februari 2015 sebesar 2,07 juta jiwa, jumlah pekerja sebesar 1,97 juta, Tingkat pengangguran terbuka Kalimantan Selatan Februari 2015 sebesar 4,83 persen, sektor pertanian merupakan sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja, yaitu sebesar 39,55 persen, sektor perdagangan adalah sektor kedua terbesar dalam penyerapan tenaga kerja yaitu sebesar 24,79 persen, menurut status bekerja, pekerja sektor formal adalah sebanyak 34,93 persen selebihnya sebanyak 65,07 persen adalah pekerja sektor informal.
Berdasarkan jam kerja pekerja dengan jumlah jam kerja minimal 35 jam dalam seminggu sebesar 59,50 persen, setengah dari pekerja di Kalimantan Selatan masih berpendidikan rendah, sekitar 50,43 persen masih berijazah SD dan 18,96 persen berijazah SMP, SLTA 21,38 persen dan hanya 9,23 persen mereka yang bekerja telah menyelesaikan jenjang diploma dan universitas.
Data tersebut menunjukan bahwa masalah ketenagakerjaan di Kalimantan Selatan masih ditandai adanya kualitas angkatan kerja, pengangguran dan produktivitas tenaga kerja, sehingga masih perlu mendapatkan perhatian yang serius. (metro7/via)