JAKARTA, metro7.co.id – Sebanyak 1.234 personel TNI, Anggota Satgas Kontingen Garuda yang tergabung dalam United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL) yang tengah bertugas di Libanon dipastikan aman dari ledakan besar yang kemudian memicu gempa bumi di Ibu Kota Beirut.

“Kondisi satgas dalam keadaan aman,” kata Komandan Pusat Misi Pasukan Perdamaian (PMPP) TNI, Mayor Jenderal Victor Hasudungan Simatupang, Rabu (5/8).

Meskipun demikian, Victor mengatakan kemungkinan pihaknya mengalami kerugian dari ledakan di Beirut tersebut. Kapal Satgas Maritim Task Force (MTTF) yang tengah bersandar di Pelabuhan Beirut kemungkinan terkena imbas ledakan.

“Kapal milik KRI Hasanuddin yang diparkir di pelabuhan, kemungkinan terkena imbas ledakan,” ujarnya.

Victor menyebut pihaknya langsung ikut membantu penanganan dan evakuasi para korban ledakan yang berasal dari sebuah gudang yang menyimpan 2.750 ton amonium nitrat. Satu unit ambulans bersama anggota Satgas Hospital Level 2 telah diberangkatkan ke Beirut dari Naquora.

“Sekarang sedang meluncur ke Beirut untuk membantu evakuasi,” katanya.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia Teuku Faizasyah mengatakan satu warga Indonesia mengalami luka akibat peristiwa ledakan di Pelabuhan Beirut tersebut.

“Ada 1 WNI yang mengalami luka-luka (inisial NNE),” kata Faizasyah.

Faizasyah mengatakan WNI itu sudah dikontak oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia di Beirut. Menurutnya, secara umum kondisi WNI di Libanon dalam kondisi baik pasca ledakan.

Kedutaan Besar RI untuk Libanon meminta seluruh warga Indonesia yang berada di Beirut untuk segera melapor diri menyusul ledakan besar yang terjadi di ibu kota pada Selasa (4/8) petang.

Setidaknya 70 orang tewas dan lebih dari 4.000 orang terluka akibat ledakan yang terjadi sekitar pukul 18.00 waktu setempat. Pihak berwenang Libanon menuturkan korban tewas dan terluka masih dapat terus bertambah menyusul evakuasi dan penyelamatan masih berlangsung.*** (cnnindonesia)