BREBES, metro7.co.id – Perang antara tentara zionis Israel dalam konflik dengan faksi Hamas Palestina semakin memprihatinkan.

Perang yang baru beberapa hari dan hingga saat ini masih berlangsung itu telah menewaskan hampir 9 ribu orang. Diantarannya warga sipil.

Aksi tentara zionis Israel itu banyak kalangan menilai tindakan Israel di definisikan genosida.

Dalam konfensi Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) definisi genosida merupakan tindakan apa pun yang dilakukan dengan maksud untuk menghancurkan, secara keseluruhan atau sebagian, suatu kelompok bangsa, etnis, ras atau agama.

Aksi Genosida di Palestina sehingga akhirnya mengundang sejumlah orang di belahan dunia melakukan protes. Tak terkecuali para seniman di Indonesia,

Salah satu seniman Indonesia asal Brebes, Gus Bill melakukan aksi protesnya dengan dituangkan dalam bentuk karya mural di sebuah bangunan yang berada di komplek GOR Sasana Adhi Karsa Brebes, Kamis (9/11).

Dalam karya lukis muralnya, Gus Bill melukis mata hati berbendera Palestina dengan tulisan “Stop Genocide” dan Free Palestine.

Menurut Gus Bill, Ia ingin menyampaikan pesan kepada dunia bahwa yang terjadi saat ini di Gaza tanah Palestina bukanlah perang. Namun sudah termasuk pembantaian, pemusnahan suatu kaum dan bangsa.

Gus Bill bahkan menyebut zionis Israel adalah “Monster Genosida”. Sebab menurutnya, konflik yang terjadi saat ini bukan lagi tentang agama, tapi penjajahan, pembunuhan kemanusiaan dan penghancuran hak hidup manusia di Palestina.

“Pembantaian ini tidak bisa lagi disebut perang. Israel tidak memanusiakan manusia seutuhnya, sehingga kami ingin mengatakan kepada dunia bahwa perang ini harus dihentikan,” kata Gus Bill, Kamis (9/11).

Lebih jauh ia menilai konflik yang terjadi di Gaza saat ini, bahkan berdampak langsung terhadap Rumah Sakit Indonesia di Gaza yang terkena serangan bom oleh roket-roket Israel saat menyerang Palestina.

Menurut dia, pemerintah Indonesia harus melakukan protes terbuka ke Israel karena serangan mereka juga mengenai lokasi rumah sakit Indonesia di Gaza, Palestina.

Seperti diketahui, rumah sakit Indonesia yang selama ini menangani banyak korban di Gaza, terkena serangan bom pada pusat oksigen konsentrat dan selang pipa distributornya. Di dalam hukum perang internasional, tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan harus dijaga dan harus bebas dari sasaran serangan.

“Kasus serangan ke RS ini bukan lagi hanya menyangkut Palestina, tapi sudah menyangkut harkat martabat bangsa Indonesia dan juga kemanusiaan. fasilitas rumah sakit dan tenaga kesehatan ikut kena sasaran roket Israel, bagaimana nasib pasien jika rumah sakit saja menjadi sasaran, dan Indonesia harus berdiri mencegah itu,” tandas Gus Bill.