SANGGAU, metro7.co.id – Ketua Persatuan Wartawan Kabupaten Sanggau (PWKS), Wawan Deli Swandy, Senin (19/2), merasa resah dengan keberadaan wartawan bodrex yang kerap membuat berita provokasi dan membuat gaduh masyarakat.

Adanya wartawan bodrex itu dirasakan dapat menimbulkan kegaduhan di masyarakat, apa lagi, menurut Wawan pemberitaan yang dimuat di salah satu media online oleh oknum wartawan itu selalu membenturkan antara masyarakat dengan Aparat Penagak Hukum (APH) yang ada di Kabupaten Sanggau.

Wawan meminta Dewan Pers untuk segera mengambil tindakan dan memberi sanksi terhadap media online dimana media online tersebut kerap kali menerbitkan berita sepihak dan berita yang dikarang karang oleh Wartawan Bodrex tersebut.

Menurut Wawan jika Dewan Pers tidak cepat mengambil tindakan maka akan menimbulkan berkurangnya rasa kepercayaan masyarakat terhadap karya tulis jurnalis yang dimuat di media masa.

“Selama ini masyarakat mempercayai setiap pemberitaan yang dimuat di media masa, baik itu media cetak, online dan elektronik semua adalah berita fakta dan tidak diragukan lagi akan kebenaranya, tapi dengan adanya salah satu media online yang kerap menjadikan berita bohong menjadi sarapan utamanya dalam sebuah berita, bila tidak di tindak maka akan menjadi anomali yang dapat mengurangi rasa kepercayaan publik terhadap semua media yang ada,” ujar Wawan.

Sebagai ketua organisasi kewartawanan tertua dan memiliki anggota terbanyak di Kabupaten Sanggau Wawan Deli Swandy memastikan Wartawan di media online yang kerap buat berita bohong itu tidak tergabung di dalam organisasi Kewartawanan yang Ia pimpin.

“Ya, itu bukan anggota PWKS karena tidak terdaftar di organisasai saya, jika saja itu anggota PWKS maka akan saya keluarkan dari organisasi dengan tidak hormat,” ungkap Wawan kesal.

Sebagai Ketua organisasi PWKS, Wawan mengatakan kerap menerima laporan dari masyarakat terkait berita bohong yang di sebar luaskan melalui satu media online tersebut.

“Yang saya heran kadang Wartawan bodrex itu membuat berita bohong mengatas namakan masyarakat, terkadang juga memuat berita yang membenturkan antara masyarakat dan Aparat Penegak Hukum, selalu mebuat berita yang menimbulkan kegaduhan,” tuturnya.

Selain membenturkan antara APH dan masyarakat oknum Wartawan di media yang dimaksud itu juga kerap menyudutkan kinerja pemerintah daerah.

“Biasa itu kerjanya Wartawan Bodrex, beritanya menciptakan kegaduhan saja, semua media sibuk mengabarkan hasil pemilu 2024 yang saat ini masuk dalam tahap penghitungan suara oleh KPU, tapi beda dengan pemberitaan di salah satu media online yang di kendalikan oleh Wartawan Bodrex yang cuma sibuk membuat berita provokasi untuk menciptakan kegaduhan,” pungkas Wawan.