SANGGAU, Metro7.co.id – Dalam rangka memperingati Hari TBC 2022 Se-dunia, Pemkab Sanggau berharap dapat mengatasi tuberculosis TBC di Kabupaten Sanggau.

Hal itu disampaikan Wakil Bupati Sanggau Yohanes Ontot saat seminar Deklarasi Sanggau Eliminasi TBC tahun 2030 yang di gelar oleh Gerakan Masyarakat Peduli tuberculosis TBC, di Ruang Musyawarah Lantai ll Kantor Bupati Sanggau, Senin (4/4).

Ia menyebutkan, untuk memerangi TBC diperlukan kepedulian dari seluruh elemen Masyarakat, bukan hanya dari Dinas Kesehatan dalam hal ini Pemkab Sanggau saja, melainkan seluruh komponen Masyarakan camat, kades, kawil, RT bahkan tokoh-tokoh masyarakat.

“Seminar dan Deklarasi ini salah satu langkah dari sebuah kebijakan yang dapat ambil oleh pemerintah, mebina kader kader yang terlatih di dalam Organisasi sangat di perlukan,” jelas Ontot.

“Implementasi nya dengan pemetaan secara baik, lalu pahami betul prilaku – prilaku kehidupan masyarakat di 15 kecamatan itu dan penyebab utama TBC itu apa,” terangnya.

“Kalau kita mau kerja kita harus kerja benar benar bagaimana kita mengkampanyekan sedini mungkin supaya orang tidak menganggap TBC ini biasa saja, Kita harus tekankan ini kepada para Camat di 15 Kecamatan yang ada di wilayah Kabupaten Sanggau,” tandasnya.

Koordinator Gerakan Masyarakat Peduli TBC Sanggau, Romy Sahman mengatakan, Indonesia masih menjadi salah satu negara dengan beban penyakit TB tertinggi di dunia, jumlah penderita TBC mencapai 845 ribu dengan angka kematian sebanyak 98 ribu atau setara dengan 11 kematian per jam menurut WHO Global TB Report.

Dikatakannya, Peringatan Hari TB Sedunia (HTBS) tahun 2022 mengangkat tema global yakni Invest to End TB, Save Lives. Sementara untuk tema HTBS Konsorsium Komunitas adalah Perkuat Dukungan untuk Eliminasi TBC, Selamatkan Jiwa.

Romy menyebut Momen Hari Tuberculosis Sedunia (HTBS) 2022 mengingatkan semua pihak bahwa penyakit ini sangat berbahaya, Menurut data WHO, di dunia, akibat penyakit ini, ada sebelas kematian setiap jamnya. Di Kabupaten Sanggau sendiri, di tahun 2021 lalu, angka penderitanya masih dikisaran 134 orang dan tentunya harus terus mendapat perhatian secara serius.

“Di Sanggau, lanjut dia, tahun 2021 lalu, temuan penderita TB oleh kader Sanggau sebanyak 134 artinya kader telah memberi kontribusi sebesar 24 persen kepada capaian Dinas Kesehatan Kabupaten Sanggau (567 kasus) atau 13 persen kontribusi dari target dinas Kesehatan (1.012) kasus yang harus ditemukan pada tahun 2021,” jelas Romy.

Romy menambahkan, dari segi jumlah kasus dalam empat tahun terakhir, di tahun 2018 di Sanggau terdapat 859 kasus. Kemudian, di 2019 terdapat 843 kasus, tahun 2020 terdapat 637 kasus dan 2021 terdapat 567 kasus.

“Di tahun 2021 untuk treatment coverage (pengobatan) yaitu 56 persen dan success rate 88 persen, untuk menuju eliminasi TB tahun 2030 dua indicator itu harus 90 persen. Maka atas dasar tersebut kami yang bersama-sama menyebut diri sebagai Gerakan Masyarakat Peduli TBC Kabupaten Sanggau yang kali ini bergabung dari tujuh organisasi yakni, Yayasan Bina Asri, Pemuda Muhammadiyah, Konsorsium Penabulu STPI, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Sanggau, Nasyiatul Aisyiyah, Komunitas Sei. Sengkuang Peduli TB, dan Serikat PEKKA. Ketujuh organisasi ini hadir untuk bergotong royong membantu pemerintah dalam upaya Eliminasi TB tahun 2030,” terangnya.

“Kami berharap adanya peningkatan dukungan pemangku kepentingan dalam memperkuat investasi untuk menyelamatkan jiwa dan eliminasi TBC dengan hadirnya komponen pemangku kepentingan yang berpengaruh terdiri dari lintas sektor program, organisasi masyarakat, pemuda, agama dan lainnya untuk mainstreaming isu TBC serta terbentuknya deklarasi bersama dalam Gerakan Masyarakat Peduli TBC Kabupaten Sanggau sebagai bentuk komitmen eliminasi TBC,” tandasnya.