Tamiang Layang — Dunia pendidikan di Kabupaten Bartim bisa dikatakan masih buram. Salah satunya terjadi di SMKN 2 Tamiang Layang yang memiliki gedung sekolah tua dan lapuk. Bahkan jika turun hujan, proses belajar mengajar di sekolah terganggu.
“Ruang kelas bocor, sehingga air hujan menetes dari atap. Terpaksa siswa yang tempat duduknya terkena tetesan air hujan, bergeser ke lain tempat agar tetap bisa mengikuti pelajaran,” ujar  Rini Iriani SPd.
Tidak itu saja, Kepala SMKN 2 Tamiang Layang ini mengungkapkan, lantai di beberapa ruang kelas juga banyak yang berlubang. Demikian pula dinding kelas dari kayu yang lapuk termakan usia.
Gedung SMKN 2 Tamiang Layang dibangun sudah puluhan tahun lamanya. Bahan materialnya dari kayu. Namun demikian, perlahan gedung itu dibangun permanen.
“Kalau permanennya sudah 50 persen. Sedangkan 50 persennya lagi masih bangunan dulu, banyak yang lapuk,” ujar Rini.
Disebutkan alumni Universitas Palangkaraya jurusan Keguruan ini, pihaknya terus mengusulkan perbaikan gedung sekolah hingga ruang praktikum para siswanya. Bahkan beberapa waktu lalu, lanjut Rini, usulan itu direspon Bupati Bartim yang meminta pihak sekolah untuk mengusulkan sebanyak-banyaknya terhadap peningkatan sekolah ini.
Kendati belajar di ruang kelas yang kurang refresentatif, bukan berarti mengendurkan semangat para guru dan siswa. “Meski kondisi gedung sekolah seperti ini, siswa tetap bersemangat belajar. Kami mengharapkan agar tambah semangat lagi, adanya perbaikan terhadap ruang kelas dan ruang lainnya,” pinta Rini.
Ada empat jurusan keahlian bagi siswa SMKN 2 Tamiang Layang. Yakni jurusan Teknik Bangunan, Teknik Komputer dan Jaringan, Administrasi Perkantoran, dan Akuntansi. Prestasi kesiswaan yang diraih oleh sekolah ini yaitu Lomba Keterampilan Siswa (LKS) sebagai juara I di tingkat Provinsi  Kalteng dan mewakili provinsi ke tingkat nasional. (Metro7/M Jaya)