TAMIANG LAYANG – Dinas Pertanian kabupaten Barito Timur menggelar pelatihan teknis budidaya tanaman kopi rakyat pada kelompok tani diareal pengembangan tanam kopi rakyat.

Kegiatan yang dibuka oleh Kepala Dinas Pertanian Bartim Riza Rahmadi dan digelar di aula pertemuan Desa Tewah Pupuh kecamatan Benua Lima, Selasa 22 Oktober 2019.

Pelatihan tersebut dilaksanakan selama dua hari. Yakni dari tanggal 22 sampai 23 Oktober 2019.

Adapun yang hadir dalam kegiatan tersebut yakni Plt KadesTewah Pupuh, pemateri, PPL dan anggota kelompok tani serta tamu undangan lainya.

“Melalui visi misi Pemkab Bartim yang bertekat melaksanakan sebuah sistem ekonomi kerakyatan,” ujar Riza Rahmadi.

Ia mengatakan, pada sistem ekonomi kerakyatan masyarakat memegang peran aktif dalam kegiatan ekonomi, sedangkan pemerintah menciptakan iklim yang sehat bagi pertumbuhan dan perkembangan dunia usaha.

“Pemkab Bartim untuk mengembangkan ekonomi kerakyatan melalui sektor pertanian dalam arti luas, yang di dalamnya termasuk sektor perkebunan rakyat dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani beserta keluarganya,” ucapnya.

Diungkapkan Riza, pemerintah daerah juga melalui Distan pada tahun anggaran 2019 melaksanakan kegiatan perluasan areal tanam kopi rakyat seluas 36 hektar, dengan melibatkan petani penerima hibah bantuan sebanyak 72 orang yang terbagi dalam tiga kelompok tani.

Kegiatan pelaksanaan areal tanam kopi ini akan dilaksanakan secara berkelanjutan pada tahun-tahun berikutnya.

Menurutnya, hal ini perlu dilakukan karena harga komoditi karet sangat fluktuaktif dan cenderung rendah, sehingga sangat mempengaruhi pendapatan petani. Perluasan areal tanaman kopi rakyat didukung dengan penyediaan sarana produksi pertanian berupa bantuan bibit, pupuk serta herbisida yang disalurkan melalui Distan Bartim.

“Melalui pelatihan ini diharapkan petani penerima bantuan sebagai ujung tombak pelaksanaan kegiatan memiliki wawasan, pengetahuan dan keterampilan dalam teknik budidaya kopi serta mampu meningkatkan kemampuan dalam mengantisipasi berbagai perubahan keadaan yang dapat mengancam eksistensi budidaya kopi,” pungkas Riza Rahmadi. (metro7/budi).