TAMIANG LAYANG – Titian usaha tani di Desa Tampa Kecamatan Paku Kabupaten Barito Timur, Kalteng saat ini kondisinya sangat memprihatinkan.

Titian usaha tani sepanjang kurang lebih 350 meter dengan lebar kurang lebih 2 meter tersebut sebagian lantainya patah, sehingga sulit dilalui para petani untuk segala aktifitasnya.

Padahal, titian tersebut berada diareal persawahan yang luasnya 100 hektare. Persawahan ditempat itu diketahui sangat subur dan selalu menghasilkan setiap tahunya.

Akibat titian yang tidak memadai itu, membuat para petani mengaku kesulitan untuk menuju sawahnya, terutama dalam persiapan masa tanam dan masa panen.

Kepala Desa Tampa, Dubinata saat dibincangi Metro7 memaparkan, bahwa Titian usaha tani di wilayah desanya memang belum memadai.

“Selama ini petani kesulitan saat membawa hasil tani dan saat akan mengolah sawah. Karena titian tersebut lantai dan galagarnya sebagian patah. Tentu hal ini membuat petani kerepotan untuk menuju maupun pulang dari persawahan,” jelas Dubinata kemarin.

Apalagi lanjutnya, musim panen nanti pihaknya harus menggunakan mesin perontok padi.

“Kalau titianya rusak banyak yang bolong- bolong karena patah bagaimana petani membawa/memasukan mesin perontok atau yang lainya. Tentu ini adalah PR bagi pemerintah agar kedepan bisa memperhatikan para petani dengan cara memperbaiki Titian tersebut,” paparnya.

Selain itu, rusaknya titian tersebut juga membuat para petani merasa was was ketika melintasi titian tersebut, takut terperosok dan berakibat patal.

Dikatakan Dubinata, titian usaha tani yang berada di RT 05 tersebut adalah proyek dari Dinas Pertanian Kabupaten Barito Timur tahun 2012 lalu, bukan dari proyek pembangunan melalui dana desa atau alokasi dana desa.

“Titian usaha tani itu adalah pembangunan dari Dinas Pertanian tahun 2012 lalu, kalau tidak salah anggaranya sekitar Rp 220 juta, dan rusaknya titian tersebut sejak 2017 lalu,” ungkapnya.

Menurut Dubinata, rusaknya sebagian Titian usaha tani tersebut dikarenakan sudah termakan usia, dan diduga bahan materialnya juga sebagian tidak menggunakan kayu Ulin.

“Titian usaha tani tersebut hanya slop dan tungkatnya saja yang menggunakan kayu Ulin, sedangkan lantai dan galagarnya hanya menggunakan kayu biasa atau meranti, sehingga yang rusaknya hanya lantai dan galagarnya,” ucapnya.

Sebagai pemimpin yang dipilih secara langsung oleh masyarakat, tentu dirinya sangat prihatin atas perihal tersebut.

Tak mau melihat warganya kesusahan dan bersedih dalam bidang usaha pertanian, membuat dirinya selalu gencar ke Tamiang Layang menuju Dinas Pertanian Bartim untuk memohon agar Titian usaha tani di RT 05 bisa secepatnya direhap.

“Sudah beberapa kali saya mengajukan permohonan kepada Dinas Pertanian Bartim supaya merehap titian tersebut, namun sampai detik ini belum juga ada tanggapanya,” jelas Dubinata dengan nada kesal.

Ditambahkan Dubinata, seandainya boleh Titian tersebut direhap melalui dana desa atau alokasi dana desa, mungkin tidak sampai seperti itu kondisinya saat ini.

“Pernah kita mau angggarkan perehapan Titian tersebut melalui dana desa, namun tidak disetujui karena aturannya memang tidak boleh,” jelasnya.

Melalui pemberitaan ini ia berharap kepada pemerintah, khususnya dinas terkait yakni Dinas Pertanian Bartim agar kiranya dapat memperbaiki atau merehap titian usaha tani kami ini.

“Mewakili warga Tampa, saya berharap agar pemerintah daerah kabupaten Barito Timur bisa secepatnya memperbaiki Titian tersebut, karena dengan demikian dapat membantu warga untuk meningkatkan hasil pertanianya,” pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Bartim Riza Rahmadi saat mau dikonfirmasi terkait perihal tersebut sedang tidak berada ditempat.

“Bapaknya tidak ada didalam,” ucap salah satu petugas dikantor Dinas Pertanian.(metro7/budi).