PANDEGLANG, metro7.co.id – Proyek pengembangan Jalan Usaha Tani (JUT) di Desa Sukawaris, Kecamatan Cikeusik, Kabupaten Pandeglang, Banten, menuai kontroversi. Banyak warga ingin ikut bekerja, namun informasi tentang proyek tersebut baru terlihat setelah pekerjaan sudah hampir selesai.

Ketua RT di Desa Sukawaris yang enggan menyebutkan namanya mengatakan jika tidak ada musyawarah atau ajakan bagi masyarakat untuk mengerjakan bangunan tersebut.

“Padahal masyarakat di sini juga banyak yang mau bekerja dan sangat membutuhkan pekerjaan. Apalagi di saat seperti ini,” katanya, Selasa (2/11/2021).

Seorang warga Sukawaris yang juga tidak memberitahukan namanya membenarkan hal itu. 

“Padahal kami siap sebagai warga setempat. Karena, memang itu jalur menuju lahan garapan kami. Jadi, jika kami kerjakan pasti kualitas hasilnya pun akan kuat dan bagus,” ujarnya.

Proyek tersebut dipegang Guing, Ketua Kelompok Tani Subang Jaya 1, Desa Sukawaris. Ternyata dia sudah merekrut 15 pekerja dari daerah lain, Malingping Kabupaten Lebak. “Ada juga orang sini,” imbuhnya.

Menurut Guing, dirinya memang sengaja tak melibatkan warga setempat dalam jumlah banyak. Alasannya, kualitas.

Dia juga memberikan keterangan yang berbeda dengan informasi yang disampaikan Ketua RT tanpa nama tersebut.

“Kalau orang sini susah, banyak yang tidak mau kerja. Dan, itu pun sudah musyawarah bersama masyarakat Desa Sukawaris, mereka tidak ada yang mau kerja,” ujarnya.

Dari papan informasi yang katanya baru terpasang setelah pekerjaan hampir rampung itu, proyek JUT Desa Sukawaris menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK) Tahun 2021 dengan nilai sebesar Rp 190 juta. Jenis pekerjaannya adalah pengerasan jalan.[]