WONOSOBO, metro7.co.id – Hampir setiap pagi usai bangun tidur. Hasan, kembali sibuk dengan kesehariannya. Berjalan kurang lebih satu kilometer dengan membawa tas kecil berisi peralatan tulis. Pagi itu kicauan burung dan suara kendaraan lalu lalang seakan menjadi ‘hiburan’ yang mengasyikan baginya.

Diusianya yang masih seumur jagung, Hasan, memang masih memiliki semangat belajar yang menggelora. Dalam minggu ini ia diharuskan mengikuti ujian berbasis komputer yang menurutnya sangat menakutkan.

Rabu, 11 Oktober 2023 pagi, merupakan pengalaman pertama kelas 5 jenjang Sekolah Dasar (SD/MI) untuk gladi kotor Assessment Nasional Berbasis Komputer (ANBK) yang pertama. Hasan berangkat lebih pagi dari biasanya. Tepat pukul 6.15 Ia berangkat dengan berjalan kaki menuju sekolah.

Terlihat ada sebuah mobil angkutan sekolah yang sudah menunggu di depan gerbang sekolah. Rupanya Hasan dan teman sekelas akan menggelar ANBK di sekolah yang lokasinya jauh dari kelas yang biasanya ditempati sehari-hari.

Mengerjakan ANBK adalah suatu hal yang baru di sekolah, melihat laptop berjajar di ruangan menjadi pemandangan menakutkan baginya.

“Jantung saya terasa dag dig dug pak, melihat laptop yang sudah banyak,” ungkap Hasan dengan raut muka merah seperti takut ketika ditanya oleh seorang proktor.

Ketakutan pun sirna bagi Hasan setelah diajari satu persatu tombol fungsi di keyboard Laptop oleh proktor, ternyata menjalankan laptop asyik dan sama sekali tidak menakutkan.

Wali kelas pun datang menghampiri Hasan seraya berkata “Kamu takut San?,” kata Nasiyah, wali Kelas 5 di Madrasah Ibtidaiyah Hidayatussibyan Lancar

“Tidak Bu, tadinya saya takut bu, khawatir tidak bisa, eh ternyata mudah ya bu, seperti menggunakan HP,” ungkap Hasan.

Sejak munculnya pandemi Covid-19, dunia pendidikan mengalami perubahan mendalam. Sekolah dan universitas di seluruh dunia terpaksa menutup pintu mereka, dan pendidikan harus beradaptasi dengan cepat. Pembelajaran tatap muka digantikan oleh pembelajaran jarak jauh, dan inilah awal dari peran krusial digitalisasi dalam bidang pendidikan.

Sistem pendidikan di berbagai negara harus menghadapi tantangan besar, termasuk mencari cara untuk memastikan kualitas pembelajaran online, mengatasi kesenjangan akses, dan mendukung guru dalam mengajar secara daring.

“Sebelum pandemi Covid-19 melanda, ujian dilaksanakan dengan mengerjakan tes dengan kertas. Namun dengan seiring perkembangan zaman ujian diubah dari offline menjadi online via laptop, Komputer, maupun gadget,” kata Kardi, Proktor ANBK di sebuah madrasah.

Menurutnya Ujian Menggunakan sistem online memiliki kelebihan diantaranya :

Pertama,Fleksibilitas Belajar : Pembelajaran online memberikan fleksibilitas kepada siswa untuk belajar kapan saja dan di mana saja sesuai dengan jadwal mereka.

Kedua,Inovasi Pendidikan : Digitalisasi memungkinkan inovasi dalam metode pembelajaran, termasuk penggunaan pembelajaran berbasis game, simulasi, dan sumber daya digital lainnya.

Ketiga,Keragaman Materi Pembelajaran : Siswa dapat mengakses beragam materi pembelajaran online, termasuk kursus dari seluruh dunia, yang dapat memperkaya pengalaman mereka.

Keempat, Pengukuran dan Analisis Kinerja: Teknologi memungkinkan pengukuran kinerja siswanya yang lebih akurat dan analisis data untuk meningkatkan pengajaran.

“Namun, penting untuk diingat bahwa tes online juga memiliki beberapa tantangan, termasuk masalah kecurangan dalam mengerjakan ANBK dan tes sejenisnya, keterbatasan teknologi akses, dan potensi gangguan koneksi internet. Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan dengan hati-hati kebijakan keamanan dan persyaratan teknis saat menggunakan tes online,” tandas Kardi. ***