SEMARANG, metro7.co.id – Merespon adanya potensi gempa dan tsunami di wilayah Laut Selatan Jawa. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo melakukan identifikasi wilayah terdampak, untuk menyiapkan desa tangguh bencana.

“BNBP dan ITB telah memberi masukan adanya potensi tsunami. Ini harus kita klarifikasi, bukan karena akan terjadi tsunami, tsunami bisa terjadi kapan pun. Ini ada ilmunya data sains,” kata Ganjar usai Rakor paparan potensi risiko tsunami selatan Jawa dari Tim Ahli BNBP dan ITB, di Kantor Gubernur Jawa Tengah, Senin (28/12/2020).

Dijelaskan Ganjar, identifikasi wilayah yang terdampak bencana tsunami harus dilakukan, karena untuk menyiapkan desa tangguh bencana di sepanjang wilayah selatan Jawa Tengah.

“Contohnya, wilayah Cilacap telah mengidentifikasi 55 desa rawan terdampak tsunami. Maka indentifikasi desa yang ada di wilayah selatan itu harus kita siapkan, semua harus menjadi desa tangguh bencana,” ujarnya.

Selain itu, Ganjar juga mencatat saran dari para ahli ITB, yakni untuk menerapkan greenbelt dengan tanam pandan laut yang bisa dipakai sebagai front line. Maka, pihaknya akan mendorong pemda di wilayah potensi terdampak tsunami untuk menanam bibit pohon tertentu, yang dapat mengurangi dampak tsunami.

“Untuk beberapa daerah yang di identifikasi berpotensi terdampak tsunami namun tidak memiliki dataran tinggi, akan kita dorong untuk membuat area penyelamatan artifisial atau buatan,” ungkap Ganjar.

Sementara itu, Plt Direktur Pemetaan dan Evaluasi Bencana BNPB, Abdul Muhari menuturkan, pihaknya telah melakukan edukasi dan sosialisasi hasil riset terkait potensi tsunami di selatan Jawa. Menurutnya, potensi tsunami bisa terjadi di dua titik selatan Jawa, yakni satu titik di Banten dan satunya lagi di Jawa Tengah dengan Jawa Timur. Namun, itu merupakan potensi, bukan merupakan prediksi atau ramalan.

“Kalau di Banten potensi energi 8,8 (magnitudo) kalau di Jateng dan Jatim berpotensi energi 8,9 (magnitudo). Kalau itu terlepas bersamaan bisa sampai 9,1 magnitudo potensi energinya,” tutur dia.

Saat ini, pihaknya telah mendesain greenbelt atau sabuk hijau dari beberapa jenis pohon. Di antaranya pandanus dan palaka, ini juga telah di sampaikan kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, agar melakukan upaya berbasis ekosistem pesisir.

“Sekarang ini, kami telah mendesain greenbelt sabuk hijau dengan beberapa jenis pohon. Kita akan matangkan bersama Pemda, mudah mudahan awal tahun kita bisa mulai penanamanya,” tandas Abdul Muhari.