CILACAP, metro7.co.id Sebanyak 50 orang dari nelayan mengikuti Sekolah Lapang Cuaca Nelayan (SLCN) 2021 yang digelar oleh BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap. Sekolah lapang ini digelar untuk meningkatkan kemampuan para nelayan dalam informasi cuaca.

 

SLCN ini dibuka secara langsung oleh Kepala BMKG Pusat Dwikorita Karnawati dan digelar selama dua hari, diikuti 100 nelayan asal Cilacap yang terbagi menjadi dua kelompok, masing-masing 50 orang per hari dengan protokol kesehatan secara ketat.

 

“Saat ini cuaca dan iklim terpengaruh dampak iklim global. Orang Jawa mengatakan bisa salah mongso, ilmu titen menjadi kacau. Kalau dulu petani dan nelayan punya ilmu tradisional, sekarang yang gelombangnya tidak tinggi bisa mendadak tinggi, itu yang berbahaya,” ujar Dwikorita usai membuka acara.

 

Menurutnya, gelombang laut bisa diprakirakan dan diprediksi. Sehingga dengan sekolah lapang cuaca, nelayan bisa merencanakan menuju daerah tangkapan ikan yang tepat dengan mengutamakan keselamatan. Sebab dengan aplikasi informasi dari BMKG, nelayan akan mengetahui cuaca di laut.

 

“Sekolah lapang cuaca nelayan ini mengajarkan antara lain bagaimana memahami informasi hasil prediksi secara kontinyu lewat handphone, nanti akan ketahuan gelombangnya bagaimana, dan ada prediksi harian. Yang penting cara membacanya bisa atau tidak,” katanya.

 

Selain badai, informasi mengenai lokasi atau koordinat yang berpotensi terjadi gelombang tinggi pun telah presisi dan dapat diakses melalui laman https://maritim.bmkg.go.id. Melalui SLCN ini agar nelayan selamat dan sejahtera untuk peningkatan ekonomi.

 

“BMKG menginformasikan tiga hari sebelumnya, jika akan terjadi siklon tropis ada peringatan dini badai tropis termasuk lintang koordinatnya, dan lintasannya mau lewat mana. Jadi tanggal sekian, jam sekian sampai mana, dan mendekat sampai pantai tanggal berapa itu, informasi masuk ke BPBD dan ke semua pelabuhan perikanan,” ujarnya

 

Juga hadir dalam pembukaan, Anggota Komisi V DPR RI Novita Wijayanti, Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji, Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Cilacap Ditiasa Pradipta, Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Taruna Munarahman, Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Cilacap I Nyoman Sidakarya, Kapolsek Cilacap Selatan R Gunung Krido Wahono, Ketua DPC HNSI Cilacap Sarjono yang diwakili Pardjo Hadi Pranoto, dan Camat Cilacap Selatan Bintang Dwi Cahyono, dan undangan lain. 

 

Acara digelar di Aula Kantor Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Cilacap, Selasa (27/9/2021).

 

Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji berharap, dengan Sekolah Lapang Cuaca ini akan meningkatkan pengetahuan para nelayan sehingga bisa dipraktekkan pada saat menangkap ikan di laut.

 

Tatto menilai, Sekolah Lapang Cuaca Nelayan (SLCN) 2021 Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, yang diselenggarakan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sangat penting bagi nelayan.

 

“Sekolah lapang ini penting, penting sekali. Pertama adalah menyangkut ekonomi, yang kedua menyangkut nyawa,” katanya.

 

Terkait masalah ekonomi, ia mengatakan harus ada paradigma baru pada nelayan, yakni jika sebelumnya mencari ikan, namun sekarang menangkap ikan.

 

Ditambahkan, nelayan harus tahu daerah mana yang ada ikannya untuk ditangkap, sehingga mereka tidak perlu berputar-putar di tengah laut guna mencari ikan.

 

Sementara yang berkaitan dengan masalah keselamatan, nelayan harus tahu kondisi cuaca khususnya yang berbahaya bagi keselamatan mereka, mengingat nelayan-nelayan di Cilacap banyak yang menggunakan kapal berukuran kecil.

 

“SLCN ini untuk keselamatan nelayan, nyawa manusia. Jadi, saya atas nama pribadi, Pemerintah Kabupaten Cilacap menyampaikan terimakasih ada sekolah lapang cuaca untuk nelayan. Ini penting dan jangan hanya hari ini, tapi berkelanjutan,” ungkapnya.

 

Saat ini, Bupati Cilacap mengaku sedang menyiapkan nelayan Cilacap bisa menjadi warga negara kelas satu yang ekonominya mapan melalui peningkatan pendidikan.

 

Anak-anak nelayan Cilacap, menurutnya harus berpendidikan tinggi dan menjadi sarjana atau ahli-ahli.

 

Dalam sambutannya, Bupati mengatakan Cilacap dikenal sebagai supermarket bencana, karena berbagai bencana berpotensi terjadi di kabupaten pesisir ini, kecuali bencana gunung api.

 

Untuk itu ia mengimbau seluruh nelayan yang menjadi peserta pelatihan melalui SLCN 2021 Kabupaten Cilacap agar mengikutinya dengan baik.

 

“Saya minta nelayan mengikuti secara seksama. Ini suatu kehormatan bahwa kita jangan pakai paradigma lama, tapi bagaimana nelayan yang tahu akan cuaca,” katanya. 

 

Sementara, Anggota Komisi V DPR RI Novita Wijayanti juga berharap, pelatihan melalui SLNC ini nantinya akan memiliki pengetahuan, sehingga akan berangkat dengan semangat, menangkap ikan banyak di laut, dan pulang dengan selamat. 

 

Novita Wijayanti juga mengatakan, nama dan status BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap, Jawa Tengah, mendesak diubah menjadi BMKG Stasiun Maritim Cilacap.

 

Ia beralasan karena BMKG Cilacap membawahi stakeholder (pemangku kepentingan) yang cukup banyak dan cakupan wilayahnya luas.

 

Hal itu diungkapkan Novita saat memberi sambutan dalam pembukaan Sekolah Lapang Cuaca Nelayan (SLCN) 2021 di Gedung HNSI Cilacap, Selasa (28/9/2021) kemarin. 

 

Dengan perubahan nama status, nantinya BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap tidak hanya memberikan informasi mengenai prakiraan cuaca dan gempa, namun juga informasi terkait cuaca maritim.

 

Pihaknya kembali mengatakan hal itu usai pembukaan SLCN 2021, dimana ia akan mengusulkan perubahan nama stasiun

meteorologi di Cilacap itu menjadi stasiun maritim.

 

“Karena laut di Kabupaten Cilacap cukup luas dan pemangku kepentingannya juga banyak,” tandasnya. 

 

Menurut Novita hal itu bagus jika stasiun meteorologi di Cilacap ditingkatkan menjadi BMKG Stasiun Maritim. 

 

“Prosesnya kapan, ini kan baru usul. Semoga nanti bisa direalisasikan, diproses di pusat,” katanya.

 

Tentang SLCN 2021, ia mengaku lebih senang kalau kegiatan tersebut diikuti oleh seluruh nelayan.

 

Tetapi dirinya mafhum karena anggaran terbatas, dan kegiatan tersebut dilakukan bertahap. Biasanya setiap kali pelatihan diikuti 50 nelayan.

 

“Nelayan di Cilacap kan 17.000 lebih. Kami ingin yang ikut pelatihan di sini bisa juru bicaranya BMKG,” tuturnya.

 

Harapannya, peserta SLCN bisa memberikan informasi dan pengetahuan kepada nelayan lainnya yang tidak mengikuti kegiatan tersebut.

 

Selain SLCN, Novita menegaskan BMKG selaku mitra kerja Komisi V DPR RI juga akan menggelar sekolah lapang cuaca bagi petani di Kabupaten Cilacap dalam waktu dekat. ***