CILACAP, metro7.co.id – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengunjungi Kabupaten Cilacap, Kamis (22/7/2021). Agenda utama kunjungannya adalah Rembug Desa, yaitu diskusi bersama kepala desa dan lurah se-Kabupaten Cilacap mengenai kondisi covid-19 di desa masing-masing.

Rembug Desa diikuti 284 lurah atau kepala desa di 24 kecamatan di Kabupaten Cilacap secara virtual dan disiarkan langsung di akun sosial media Gubernur Jawa Tengah.

Rembug Desa bertujuan untuk mengetahui apakah kepala desa dan lurah paham akan situasi dan kondisi warganya. “Sebenernya ini saya ngecek kepada kawan-kawan di desa, dia ngerti nggak kondisi warganya,” terang Ganjar Pranowo usai Rembug Desa di Pendopo Wijayakusuma Sakti Cilacap.

Ganjar menyatakan kondisi di tingkat desa di Kabupaten Cilacap sudah baik, kepala desa paham akan kondisi warganya.

“Saya tanya berapa orang hamil di sana, dua kades menjawab dengan presisi. Bahkan ibu hamil dengan kandungan bermasalah saja dia tahu,” ungkapnya.

Berapa orang yang terdampak covid dan dalam perawatan, kesulitan yang dirasakan saat menangani covid dan mengenai ketersediaan pangan adalah poin penting yang ingin diketahui Ganjar dalam acara ini.

Untuk mendorong percepatan serta memberikan kemudahan akses layanan vaksinasi bagi masyarakat umum, Dinas Kesehatan tengah mengembangkan aplikasi pendaftaran online.

Di Cilacap sendiri, baru sekitar 230 ribu atau sekitar 10 persen masyarakat telah mendapat vaksin covid-19.

Rembug Desa, yang menjadi agenda utama kunjungan, merupakan inisiasi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo untuk mengurai berbagai permasalahan yang muncul di tengah pandemi covid-19. Rembug Desa juga merupakan penguatan dari program yang telah dilaksanakan sebelumnya, yakni Jogo Tonggo.

Roadshow yang sebelumnya telah dilaksanakan di beberapa kabupaten, kali ini digelar di Pendopo Wijayakusuma Sakti, kompleks Pemkab Cilacap dan diikuti 284 lurah atau kepala desa se-Kabupaten Cilacap secara virtual.

Ganjar mengatakan pihaknya melihat dan merasakan situasi tersebut.

“Cuma kalau saya tangkap ketika ditanya rata-rata ada berapa yang sakit, ternyata tidak terlalu banyak,” kata Ganjar.

Kesulitan mereka, imbuhnya, rata-rata pada edukasi saja. Tapi soal perawatan, permakanan, semua siap. Saya melihat optimis pada level grass root karena kades memang lincah, karena kades memang responsif, kades orang yang mengerti.

Ganjar melanjutkan bahwa itu cara ia ngecek, dia tahu nggak dan di tingkat desa peran kades ini sangat penting.

“Nanti kalau TNI dan Polri memberikan bantuan, kades ini harus diajak bicara. Pasti datanya presisi. Ada yang terdampak dia juga ngerti,” tandas Gubernur.

Ia bahkan mencatat ada satu hal yang masih tidak percaya adanya covid, dan ada yang tidak yakin vaksin itu akan membentengi.

“Ini Pak Camat harus membantu, Babinsa, Bhabinkamtibmas juga membantu, dari Dinkes bisa memberikan guidance,” terangnya.

Ganjar meyakini bahwa tidak mudah. Yang seperti ini butuh effort, butuh metode, butuh cara, butuh aktor untuk mengomunikasikan.

Tentang pemakaian masker, Ganjar mengatakan perlu ada sosialisasi lagi, yakni berdayakan para pedagang dengan membentuk dasa bakul (sepuluh pedagang) untuk membentuk semacam dasa wisma di RT. Semua dilibatkan termasuk preman-premannya.

“Saya terimakasih kepada bupati, di Cilacap kadesnya bersemangat dan sekarang penyebaran covid sudah mulai melandai,” tuturnya.

Ia juga berterimakasih kepada warga Jawa Tengah saat shalat Idul Adha di rumah, dan warga Jawa Tengah di perantauan tidak ada yang mudik. “Itu bantuan yang menurut saya luar biasa,” ucapnya.

Tentang percepatan vaksin, Kapolres Cilacap AKBP Leganek Mawardi mengatakan akan ditambah. “Kita menaikkan jumlah vaksinator-vaksinator yang kita latih bersama di Dinas Kesehatan dan Polri yakni calon tenaga kesehatan. Juga nakes dari lapas.

Kita juga bantu proses inputing untuk mempercepat karena kita lakukan pendataan-pendataan dari komunitas-komunitas yang ada,” ujar Leganek, sembari menegaskan para calon nakes kita undang sesuai jumlah vaksin.

“Cilacap sudah mencapai 10 persen dari jumlah penduduk yang 1,9 juta jiwa,” sebut Kapolres.

Mengenai penyekatan, Bupati
Cilacap mengatakan Cilacap berada di level 4-3.

Menurut Tatto, sekarang mengambil kebijakan itu jangan sampai masyarakat sengsara. Maka jangan sampai mengambil kebijakan itu tidak memikirkan makan, karena hal itu bisa untuk bertahan hidup.

“Yang jualan boleh tapi protokol kesehatan harus ditegakkan. Yang bukan pedagang makanan dan kebutuhan sehari-hari kita batasi hingga 50 persen. Kalau nggak bisa dibatasi kita tutup,” tegas Tatto. ***