JAWA TIMUR, metro7.co.id – Sebuah video penggerebekan milisi Houthi di daerah Al-Bayda Yaman yang diunggah di akun media Twitter kemarin (30/8), mendadak ramai jadi perbincangan warga Mojokerto.

Pasalnya, dalam video tersebut ditemukan sejumlah uang pecahan rupiah dan sebuah Kartu Tanda Penduduk (KTP) Warga Negara Indonesia (WNI) yang berasal dari Kabupaten Mojokerto Provinsi Jawa Timur.

Video tersebut diunggah di akun media sosial Twitter @Natsecjeff.

“Rekaman video Houthi dari operasi terakhirnya melawan AQAP dan ISIS di Al-Bayda. #Yaman,” tulis akun tersebut.

Dalam video itu diperlihatkan saat milisi Houthi menggeledah sebuah tempat persembunyian ISIS. Mereka menemukan beragam senjata laras panjang, peralatan elektronik, laptop, bendera, hingga ratusan peluru.

Kemudian mereka menunjukkan sebuah dompet yang berisi mata uang rupiah. Mulai pecahan Rp. 10.000, Rp 5.000 hingga Rp. 2.000 rupiah. Mereka juga menemukan KTP Indonesia tahun 2008 yang beralamatkan di Jl. Basket Blok. NN Perum Japanraya No. 16, Desa Japanraya Rt 01 Rw 12 Kecamatan Sooko Kabupaten Mojokerto Provinsi Jawa Timur atas nama Syamsul Hadi Anwar.

Video tersebut kemudian diposting ulang oleh salah satu warganet @Iqbal_Kholidi.

“Militan Houthi menggerebek persembunyian Daesh di Bayda, Yaman. Perhatikan video 0:47-0:55 ditemukan uang rupiah dan KTP Indonesia” tulisnya.

Menanggapi viralnya video tersebut, Kapolres Mojokerto AKBP Dony Alexander memberikan keterangan, bahwa sesuai dengan nama dan alamat pada KTP yang bersangkutan, tidak berada di wilayah Mojokerto.

“Dari hasil penelusuran viralnya KTP WNI, khususnya wilayah Mojokerto. Disini kami langsung melakukan pengecekan dengan melibatkan Dispendukcapil Kabupaten Mojokerto. Dari KTP yang bernama Syamsul Hadi Anwar sudah kami lakukan pengecekan di alamat tersebut, itu tidak benar. Karena dilihat dari NIKnya tidak terdaftar sama sekali sesuai dengan namanya. Namun kami melakukan penelusuran terkait dengan histori, yang meninggali rumah sesuai dengan alamat KTP adalah saudara Subkan yang sudah meninggalkan Kabupaten Mojokerto dari tahun 2010 ke wilayah Kalimantan. Dan pada tahun 2015 rumah sesuai dengan KTP yang viral tersebut ditempati oleh Operasi Bangun Jaya selama 2 tahun sampai dengan tahun 2017. Dan setelah tahun 2017 sampai 2020, rumah tersebut tidak dihuni oleh siapapun. Namun ini belum selesai dari kegiatan penelusuran kami, kami masih menelusuri dengan stake holder terkait dan beberapa masyarakat sekitar untuk mencari tahu terkait dengan dugaan KTP yang viral atas nama Syamsul Hadi Anwar,” ucapnya pada (1/9/2020).

Dengan adanya berita yang menjadi perbincangan warga Mojokerto sampai seantero negeri. Kini rumah yang beralamatkan di KTP tersebut mendadak ramai dikunjungi orang. Tiap hari dipadati oleh orang luar yang penasaran ingin mengunjunginya.

Sementara itu, dilansir pada laman Wikipedia, kelompok Houthi merupakan gerakan Islam politik-bersenjata yang muncul dari Sa’dah di Yaman utara pada 1990-an, dari sekte Syiah Zaidiyah.

Kelompok itu muncul sebagai oposisi Zaidi terhadap mantan Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh dan terlibat pemberontakan di negara Yaman. *