MALUKU TENGAH, metro7.co.id – Wilayah Kabupaten Maluku Tengah diguncang gempa bumi tektonik berkekuatan M=6,1 yang dilakukan pemutakhiran menjadi Mw=6,0, Rabu (16/6/2021).

Menurut Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, episenter gempa bumi terletak pada koordinat 3,42 LS ; 129,57 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 69 km arah tenggara Kota Masohi Kabupaten Maluku Tengah, Maluku pada kedalaman 19 km.

“Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar lokal. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan sesar turun ( Normal Fault ),” kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Bambang Setiyo Prayitno.

Guncangan gempabumi ini dirasakan di Tehoru, Masohi, Bula, Kairatu, Saparua, Wahai III MMI ( *Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu* ), Pulau Ambon II-III MMI ( *Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang* ). 

Menurut Bambang, hingga saat ini BPBD dan masyarakat setempat melaporkan adanya dampak kerusakan pada beberapa rumah tinggal salah satunya pagar gereja di Desa Sounulu Kecamatan Tehoru akibat dari gempa bumi tersebut. “BPBD masih terus mendata kondisi dampak gempabumi ini,” katanya.

Diungkapkan, hasil pemodelan tsunami dengan sumber gempa bumi tektonik menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami. Namun, berdasarkan hasil observasi tinggi muka air laut di stasiun Tide Gauge TEHORU menunjukkan adanya kenaikan muka air laut setinggi 0,5 m. Hal ini diperkirakan akibat dari longsoran bawah laut.

“Hingga hari Rabu, 16 Juni 2021 pukul 13.35 WIB, Hasil monitoring BMKG telah terjadinya 13 (tiga belas) gempabumi susulan ( _aftershock_ ) dengan magnitudo terbesar M=3,5,” lanjut Bambang.

Kepada masyarakat terutama di wilayah sepanjang Pantai Japutih sampai Pantai Atiahu Kabupaten Maluku Tengah, P Seram, Maluku, BMKG mengimbau untuk WASPADA gempa bumi susulan dan potensi tsunami akibat longsor ke/di bawah laut, maka segera menjauhi pantai menuju tempat tinggi apabila merasakan guncangan gempa cukup kuat.

BMKG terus memonitor gempa susulan yang terjadi dan dampaknya terhadap kenaikan muka air laut .

“Kepada masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yg membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah,” pungkas Bambang.[]