SULA, metro7.co.id – Baru-baru ini, hebohnya sampah kiriman yang menghiasi laut pelabuhan Sanana menjadi perhatian publik. Hal ini, ditanggapi langsung Ketua Pemerhati Lingkungan Provinsi Maluku Utara, Herman Musa saat berkunjung sejenak di Kepulauan Sula (Kepsul), Jum’at (10/9/2021).

Sesaat, sebelum ia melanjutkan keberangkatanya ke Kabupaten Pulau Taliabu, hendak berkata bahwa sampah kiriman yang beredar di laut pelabuhan Kota Sanana, sudah seharusnya menjadi perhatian dinas terkait, dalam hal ini, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP), Dinas Parawisata, dan Dinas Lingkungan Hidup Kebersihan dan Pertamanan (DLH-KP).

Bukan hanya itu saja, Herman juga memaparkan, Dinas terkait di Kepulauan Sula harus menindaklanjuti masalah ini, serta teman-teman Pecinta Alam dan Komunitas Diving Club perlu juga mengatasi hal-hal seperti ini, karena ini salah satu pencemaran laut.

“Hal seperti ini sangat merusak ekosistim laut, dan juga perlu diperbaiki masalah-masalah seperti ini dan ini juga tugas pokok komunitas Diving karenan laut adalah tempat teman-teman Dive punya aktivitas dari sisi keindahan bawah laut trus promosi – promosi skala nasional,” ucap Herman.

Herman bilang, apa lagi Kabupaten Kepulauan Sula saat ini akan melaksanakan Festival Tanjung Waka maka perlu diperhatikan dan melestarikan laut dan perlu diperhatikan juga sampah-sampah kiriman seperti ini.

“Sampah-sampah kiriman seperti ini perlu kiranya disosialisasikan kepada masyarakat bahwa sampah jangan di buang ke laut karena laut bukan temoat sampah dan laut adalah masa deoan anak cucu kita,” tukasnya.

Herman menambahkan, sudah jelas ini ada dalam Undang-Undang KLHK, KEMENPAR, dan KKP terkait sampah di laut terus tentang pencemaran lingkungan.

“Jadi, sudah pastinya jelas dan semuanya sudah tertera, jadi alangkah baiknya inisiatif dari teman-teman Komunitas dan Pemerintah Daerah (Pemda) perlu siasati untuk pembersihan laut,” tandasnya. ***