LOMBOK TIMUR, metro7.co.id – Pemerintah Desa Peresak akan melestarikan Mata Air Permit  di Dusun Peresak Idik Desa Peresak Kecamatan Sakra. Mata air ini bersejarah. Sudah ada sejak zaman Belanda. Konon bisa jadi obat. Sudah banyak yang membuktikan.

Tempatnya agak dalam. Untuk mengambilnya harus memakai botol ukuran kecil. Harus bersalam dengan ada bacaan-bacaannya. Konon, bila ada orang jahat mau mengambil air ini, airnya berubah warna.

“Air dari mata air ini bila diambil oleh orang yang jahat maka menjadi keruh,” tutur Muhammad Tahnuji Kepala Desa Peresak kepada metro7.co.id, Jumat (16/10/2020).

Tahnuji mengatakan, Pemdes akan melestarikan keberadaan Mata Air Permit ini. Desa menurutnya harus intervensi dengan akan membebaskan lahannya.

“Tujuan kita agar mata air ini bisa tertata dengan rapi,” kata dia.

Memang ia mengakui, mata air ini sudah dibuatkan kolam-kolam kecil untuk menampung airnya. Tujuannya supaya menjadi rapi dan terus dimanfaatkan oleh masyarakat.

“Dengan sudahnya mata air ini ditata rapi, masyarakat kita menggunakannya untuk mandi dan mencuci,” imbuh Tahnuji.

Ia menambahkan, mengenai tempat mata air yang masih terlihat seperti dulu itu, tidak bisa direnovasi dan juga waktu mengambil airnya juga harus bulan Maulid Nabi dan lebaran. Waktu itu, sambung Tahnuji sangat baik.

“Karena biasanya airnya ini bisa jadi obat dan biasa dibawa oleh masyarakat Peresak yang mau pergi merantau,” ujarnya.

Diterangkan Tahnuji, air tersebut diyakini sebagai pelindung dan keamanan disaat merantau.

Tidak hanya warga setempat yang menggunakan air dari Mata Air Permit. Tahnuji menyebut, banyak juga orang luar yang datang ke desanya untuk mengambil air tersebut.

“Ada dari Sumbawa dan desa lain karena airnya yang sangat bermanfaat dan luar biasa,” pungkasnya.