MALAKA, metro7.co.id – Alokasi dana desa yang di kucurkan  kepada masyarakat, akibat kebijakan pemerintah, untuk merumahkan masyarakat ditengah penyebaran virus covid-19, yang tak kunjung berakhir. Maka, demi ketahanan keluarga akan pasokan bahan pokok kebutuhan rumah tangga, masyarakat Desa Lakulo Kecamatan Weliman Kabupaten Malaka, maka pemerintah desa menyalurkan bantuan langsung tunai  fase ketiga, dari tahap satu pencairan dana desa.

Hal ini disampaikan Kepala Desa Lakulo Mikhael Seran, ketika diwawancarai oleh awak media di sela-sela pembagian BLT, di Aula kantor Desa Lakulo, kemaren.

Merujuk dari instruksi Permendes 6 tahun 2020, tentang bantuan langsung tunai yang di alokasikan kepada masyarakat akibat pandemi covid-19, tentunya berdasarkan pada 14 keriteria yang diturunkan oleh Kemensos dan Kementerian Keuangan.

“Sebelum kita membagikan bantuan langsung tunai gelombang terakhir tahap satu, saya menyampaikan kepada KPM mengenai perubahan penyaluran BLT tiga bulan berikutnya, dari alokasi dana desa kwuortal kedua yakni Rp 300 ribu perbulan. dan itupun kita sudah lakukan perubahan AP-DES melalui musduskhus, setelah ada perintah Pergub dan Perbup,” katanya.

Dari 703 kepala keluarga, yang berhak menerima bantuan langsung tunai dari alokasi DD sebanyak 216 KPM. Sedangkan kepala keluarga yang lain sudah memperoleh bantuan, melalui bantuan sosial  dari pemerintah pusat seperti, BST, PKH dan bantuan pangan non tunai serta BST propinsi.

Diakhir penjelasannya kepada media, Mikhael mengakui ada tersisa 21 KK kategori miskin yang belum diakomodir menerima BLT dana desa. Namun, pihaknya sudah upayakan untuk diakomodir pada tahap kedua 3 bulan berikut.

“Kemarin kita sudah lakukan musduskus dan sudah kita masukan di dalam data base KPM BLT tahap dua, tiga bulan berikutnya. Walaupun nanti nominal uangnya tidak sama seperti tahap satu yakni Rp 600 ribu rupiah, tapi dapat dirasakan juga sehingga jangan timbul kecemburuan sosial ditengah masyarakat,” jelasnya.

Ia berharap kepada KPM BLT DD, agar memamfaatkan uang Rp 600 ribu, demi menunjang daya beli kebutuhan rumah tangga untuk konsumtif, ditengah krisis pandemi covid-19  ini semakin bertambah. ***