FLOTIM, metro7.co.id – Jebolnya drainase di Dusun Podor, Desa Boru, Kecamatan Wulanggitang, Flores Timur, membuat puluhan hektar tanaman padi dan belasan rumah terendam banjir disebabkan hujan deras yang mengguyur wilayah Desa Boru dan sekitarnya dalam tiga hari terakhir, sejak Senin (1/2/2021) hingga, Rabu (3/2/2021).

Drainase itu jebol diterjang banjir sejak 6 tahun silam sehingga saat musim hujan tiba, sejumlah rumah dan puluhan hektar tanaman padi dan menjadi lengganan banjir dan sampah.

Peristiwa tersebut menyulutkan keluhan warga atas lambatnya penanganan pemerintah. Heny dan warga Dusun Podor lainnya kepada wartawan mengatakan, pada tahun-tahun sebelumnya, peristiwa tersebut sudah disampaikan kepada pemerintah setempat namun belum ditindaklanjuti.

“Sudah disuarakan pada Musdus maupun Musdes. Bahkan, ada anggota Legislatif yang pernah berjanji untuk memperbaiki drainase yang jebol itu tetapi sampai sekarang belum ditindaklanjuti,” ungkapnya bersama warga lainnya.

Hal senada disampaikan Anis, Ia berharap pemerintah lebih serius untuk menanggapi peristiwa yang kerap menghantui warga Dusun Podor saat datangnya hujan.

Dikatakannya, peristiwa kali ini lebih buruk dibandingkan musin hujan tahun kemarin. Beberapa warga terpaksa menggungsi ke rumah kerabat lantaran, aliran banjir masuk ke rumah warga hingga setingggi lutut.

“Tanggap darurat perlu dilakukan, tetapi, untuk jangka panjangnya pemerintah perlu menanggapi dan melakukan perbaikan terhadap drainase yang jebol itu sehingga kedepannya kami tidak lagi mengalami peristiwa ini,” tutur Anis.

Peristiwa tersebut ditanggapi oleh Camat Wulanggitang Drs. Fredy M. Moat Aeng. Dengan segera Camat Fredy bersama jajaranya meninjau langsung lokasi terdampak banjir, Kamis (4/2/2021).

Peristiwa yang bukan menjadi hal baru bagi warga Dusun Podor itu, tentunya menjadi atensi khusus pihak pemerintah Desa Boru maupun pemerintah Kecamatan Wulanggitang. Peninjauan lokasi kejadian oleh Camat Wulanggitang itu guna mencari solusi penanganan banjir tersebut.

Solusi yang diambil untuk tanggap darurat yakni akan dilakukan pagar pada titik drainase yang jebol itu dengan menggunakan kayu, semen beku dan material lainnya guna meminimalisir air yang masuk ke rumah warga. Sedangkan solusi permanen jangka panjangnya, sebut Fredy, Ia akan berkoordinasi dengan instansi terkait guna menjawab persoalan tersebut.

“Drainase yang jebol kita belum bisa perbaiki sekarang, karena airnya belum surut. Untuk sementara kita pagari dengan kayu dan semen beku. Untuk permanenya nanti saya akan berkoordinasi dengan pemerintah Kabupaten untuk menindaklanjuti,” tutur Camat Fredy.

Kepada seluruh warga masyarakat, Camat Fredy menghimbau agar selalu menjaga kebersihan di lingkungan masing-masing dan tidak membuang sampah sembarangan, terutama di daerah aliran sungai maupun di parit atau selokan, sebab selain menyebabkan banjir, sampah juga sebagai salah satu penyebab penyakit demam berdarah dangue.

Pantauan media ini, luapan air mulai berkurang. Peristiwa tersebut tak menelan korban jiwa, namun warga setempat kesulitan masak dan tidur jika terjadi banjir susulan lagi. beberapa petani tentunya mengalami penurunan hasil panen, lantaran sebagian tanaman padinya rusak dihantam banjir.****