MALAKA, metro7.co.id – Pemerintah Desa (Pemdes) Kleseleon, Kecamatan Weliman, Kabupaten Malaka, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), mengalokasikan Dana Desa untuk pembangunan rumah bagi sejumlah warganya. Sayangnya, rumah bantuan tersebut dikeluhkan penerima manfaat.

Salah satu penerima manfaat, Daniel Seran, melalui istrinya mengaku khawatir ketika berada dalam rumah bantuan tersebut. Pasalnya, bagian atap rumah bantuan tersebut sudah lapuk. Menurutnya pembangunan rumah bantuan itu tidak sesuai spesifikasi petunjuk teknis (juknis) dan rencana anggaran belanja.

“Kami sudah tempati rumah bantuan sejak bulan Februari 2021. Cuman, yang membuat kami khawatir, bagian rangka atas rumah, terutama kuda-kuda kayunya semuanya lapuk atau fufuk. Kami takut dan tidak nyaman ketika berada di dalam rumah,” ujarnya, Kamis (1/7/2021).

Hal itu diakui Ketua Tim Pengelola Kegiatan (TPK) Desa Kleseleon Sius Tae. Dia membenarkan jika ada tiga rumah yang dibangun Pemdes Kleseleon pada anggaran tahun 2020. Pagunya sekitar Rp 186 juta dengan biaya per unit senilai Rp 62 juta.

“Saya tahu benar bahwa memang kayu untuk tiga unit rumah mengalami lapuk. Benar, sudah lapuk,” katanya. 

Menurut Sius, pihaknya sudah menyampaikan hal itu kepada pihak ketiga atas nama Robianus Klau. Ia pun sudah melakukan pergantian untuk satu unit rumah, sementara dua unitnya belum dilakukan pergantian. “Kami sadar bahwa memang kayunya sudah lapuk,” imbuhnya lagi.

Sius bilang, waktu itu mereka tidak mengetahui jika kayu yang digunakan kurang bagus. Sehingga, ketika kayu dinaikkan. Satu bulan kemudian baru penerima bantuan rumah mengeluhkan pada mereka.

“Saya siap untuk panggil pihak ketiga agar segera melakukan pergantian kayu pada dua unit yang belum diganti,” ujarnya.[]