LABUAN BAJO, Metro7.co.id – Kawasan bentang alam Mbeliling di Kabupaten Manggarai Barat, Flores, Nusa Tenggara Timur merupakan salah satu lokasi penting untuk kegiatan konservasi. Kawasan ini selain penting untuk konservasi keragaman hayati, juga penting sebagai penyedia berbagai layanan-layanan alam. Salah satu layanan alam yang vital yang dihasilkan dari bentang alam Mbeliling adalah sumber air untuk kebutuhan warga Kota Labuan Bajo maupun untuk pertanian dan rumah tangga masyarakat di sekitarnya.

Bupati Manggarai Barat, Drs.Agustinus Ch.Dula menegaskan hal itu saat membuka pertemuan bertajuk
“Diseminasi hasil pemantauan layanan alam, studi cadangan karbon dan kondisi tutupan hutan di bentang alam Mbeliling”, Senin (15/12) di Hotel Jayakarta, Jl.Pantai Pede KM 5 Desa Gorontalo, Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat.

Pertemuan yang digelar Komite Mbeliling 2020 dihadiri 35 peserta dari unsur masyarakat, pemerintah Desa, private Sector
BUMD, sejumlah OPD lingkup Pemkab Mabar, Pers dan sejumlah aktivis LSM Burung Indonesia.

Narasumber dalam pertemuan yang digagas Burung Indonesia, ini, Wahyu Catur Nugroho dari Badan Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Kementerian Lingkungan Hidup dan Kelautan (KLHK), Lalu Abdi Wirastami, Concervation Planer Burung Indonesia dan Tiburtius Hani, Flores Programme Manager Burung Indonesia.

Bupati Gusti Dula dalam sambutan singkatnya menyampaikan apresiasi kepada Burung Indonesia atas kinerja dan keberpihakannya melestarikan lingkungan hutan bentang alam Mbeliling.

Ferdy Hamin, moderator pertemuan itu menjelaskan, tujuan pertemuan untuk
berbagi informasi terkait kondisi terkini bentang alam Mbeliling dari hasil pemantauan layanan alam yang dilakukan oleh masyarakat dengan aplikasi kobotoolbox, perhitungan cadangan carbon serta analisis tutupan hutan pada periode waktu 2020.

“Selain itu, pertemuan ini untuk mendapatkan masukan dari para pihak terkait pelaksanaan pemantauan layanan alam, perhitungan stok carbon dan analisis tutupan lahan dan pemanfaatan informasi bagi kebijakan pembangunan.
Mengidentifikasi peluang-peluang pendanaan dan informasi program lingkungan dari para pihak”, kata Ferry Hamin.

Burung Indonesia bermaksud untuk mempertemukan masyarakat bantang alam Mbeliling dan para pihak dalam pertemuan Komite Mbeliling guna mendiskusikan data dan informasi dari hasil pelaksanaan kegiatan pemantauan layanan alam di tingkat tapak, diseminasi hasil studi perhitungan stok carbon serta hasil analisis tutupan hutan bentang alam Mbeliling.

Output dari kegiatan ini diharapkan ada penyebarluasan informasi status terbaru bentang alam Mbeliling yang dapat dijadikan sebagai masukan dalam penyusunan kebijakan daerah terkait intervensi pembangunan di bentang alam Mbeliling.

Pertemuan ini diharapkan
para pihak mendapatkan informasi terkini kondisi bentang alam Mbeliling dari hasil pemantauan layanan alam berbasis aplikasi kobotoolbox, cadangan carbon dan kondisi tutupan hutan bentang alam Mbeliling

Lalu Abdi Wirastami, Concervation Planer Burung Indonesia dalam presentasinya menjelaskan latar belakang kegiatan pemantauan layanan alam dan studi cadangan karbon di Bentang Alam Mbeliling.

Abdi menjelaskan, kegiatan pemantauan alam ini sudah mulai didukung oleh pemerintah desa dalam bentuk pendanaan kegiatan pemantauan maupun secara langsung mengambil bagian dalam kegiatan pemantauan layanan alam.
Masyarakat di bentang alam Mbeliling, kata Abdi, sangat menyadari keberadaan bentang alam Mbeliling sebagai daerah penting konservasi.

“Bukti kesadaran masyarakat terimplementasi dalam beberapa hal, seperti adanya kesepakatan peletarian alam pada level desa dan secara rutin melakukan kegiatan pemantauan layanan alam yang diselenggarakan sekali dalam 6 bulan oleh kelompok masyarakat di 16 desa”, terangnya.

Abdi menyebutkan obyek pemantauan antara lain mata air, satwa, kebakaran, longsor, banjir, lahan kritis, pembukaan lahan, hasil hutan non kayu, dan lain-lain.

Desa pengamatan antara lain Desa Wae Lolos, Golo Damu, Pulau Nuncung, Mata Wae, Cunca Lolos, Golo Manting, Golo Kondang, Tondong Belang, Liang Ndara, Warloka, dan enam desa lainnya.

Pada periode waktu semester 2 tahun 2019, Burung Indonesia telah melakukan kajian untuk menghitung stok karbon yang ada di bentang alam Mbeliling.

Studi ini dilakukan oleh surveyor lokal terlatih untuk melakukan pengumpulan data lapangan. Sedangkan pengujian dan analisis sampel data dilakukan oleh laboratorium Balitbang Kementerian Lingkungan Hidup dan Kelautan (KLHK). Hasil kajian ini telah diirilis dalam laporan resmi yang dikeluarkan oleh Tim Pengkaji pada awal tahun 2020.

Tim Burung Indonesia juga secara rutin melakukan pemantauan perkembangan tutupan lahan melalui analisis foto citra satelit.

Pemantauan layanan alam yang dilakukan oleh masyarakat, perhitungan cadangan stok carbon yang dilakukan tim terlatih maupun analisis tutupan lahan yang selalu diperbaharui merupakan rangkaian pengumpulan data dan informasi terkait kondisi bentang alam Mbeliling.

Data-data ini tidak saja menyangkut jumlah tetapi sudah sampai pada kualitas lingkungan pada level bentang alam. Data dan informasi ini selanjutnya dapat dimanfaatkan dalam perumusan kebijakan dan program lingkungan oleh pemangku kepentingan.

Komite Mbeliling memegang peran yang sangat strategis dalam pengelolaan bentang alam Mbeliling berdasarkan Surat Keputusan Bupati Manggarai Barat No. 108/KEP/HK/2011 Tentang Pembentukan Komite Mbeliling Kabupaten Manggarai Barat sebagaimana telah diperbaharui melalui Surat Keputusan Bupati Manggarai Barat No. 58/KEP/HK/2018,

Salah satu tugas Komite Mbeliling yang telah diamanatkan melalui Surat Keputusan Bupati Mabar itu
adalah menyelenggarakan diskusi untuk menghasilkan rekomendasi kebijakan dalam rangka mendukung pengelolaan bentang alam Mbeliling.
Dalam konteks mandat, Komite Mbeliling sangat berkepentingan dengan data dan informasi kondisi terkini bentang alam Mbeliling.

“Data dan informasi dari tingkat tapak, ini menjadi bahan diskusi bersama di internal Komite Mbeliling sehingga menghasilkan rumusan rancangan kebijakan dan rencana pembangunan yang diajukan ke pemerintah Kabupaten Manggarai Barat”, ungkapnya. *