MANGGARAI BARAT, metro7.co.id – Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Manggarai Barat, drh Theresia P Asmon yang akrab disapa Ney Asmon mengimbau masyarakat untuk sementara waktu jangan melalulintaskan babi dari wilayah-wilayah tertular. Dia juga menganjurkan agar warga tidak menjualbelikan babi yang sedang menderita sakit.

Ney Asmon jelaskan, hasil penelusuran tim investigasi Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Manggarai Barat menemukan bahwa kasus kematian babi yang tengah mewabah di berbagai desa dan kecamatan di Manggarai Barat bermula dari kepanikan peternak menjual babi sakit yang sedang dalam perawatan petugas.

“Peran masyarakat sangat penting untuk tidak tergiur beli babi murah. Kasus penyebaran wabah penyakit babi di Kecamatan Lembor bermula dari kepanikan peternak menjual babi sakit yang sedang dalam perawatan petugas. Detailnya nanti bisa menghubungi dokter hewan lapangan,” kata Ney Asmon, Jumat (30/10/2020).

Ney Asmon menyebut beberapa tips pencegahan kasus kematian babi yang mudah dikerjakan para peternak babi saat ini.

Yaitu:

  1. Bersihkan kandang dengan penyemprotan desinfektan (bayclin, karbol, iodin).
  2. Jangan memberi makan dari limbah olahan babi. Jika mengkoleksi makanan sisa, selalu dididihkan sebelum diberikan.
  3. Batasi keluar masuk orang asing ke kandang babi.
  4. Sementara waktu jangan melalulintaskan babi dari wilayah-wilayah tertular.
  5. Jangan menjual atau membeli babi sakit.
  6. Jika babi mati, dikuburkan; jangan dibuang ke sungai atau lingkungan terbuka.
  7. Jika babi sakit, severa hubungi petugas peternakan di Kecamatan masing-masing atau Dinas Peternakan.
  8. Ney Asmon anjurkan boleh julu (potong) babi tapi pastikan babi yang sehat walafiat. Ingat, limbah cucian daging jangan diberikan ke babi.

Ney Asmon menjelaskan, penyebab kematian ternak babi yang terjadi Kabupaten Mabar diduga karena terserang bakteri Streptococcus. Bukan karena terserang virus ASF.

Sementara ini, kata dia, bakteri Streptococcus sedang mewabah di sejumlah desa di lima kecamatan di Kabupaten Mabar dengan klinis yang sama. Yakni di Kecamatan Komodo, Lembor, Lembor Selatan, Welak dan Sano Nggoang.

“Sample yang dkirim ke Bali hasilnya Negatif Virus ASF (African Swine Fever). Virus ASF atau demam babi Afrika adalah penyakit baru yang sedang mewabah. Kita (Kabupaten Mabar) masih bebas ASF berdasarkan hasil surveilance Denpasar,” terang dokter Ney Asmon.

Dia juga mengingatkan para peternak babi agat selalu waspada terhadap penyakit baru ASF yang sudah positif saat ini sedang menyerang babi di Kabupaten tetangga, yaitu Kabupaten Ngada.

“Kesulitan sekarang, populasi tinggi karena Bajawa menutup lalu lintas ternak kita. Jadi lalu lintas ternak babi dari Lembor ke kecamatan lain seperti Lembor Selatan dan Welak tinggi,” tandasnya. *