MAYBRAT, metro7.co.id – Tokoh Pejuang Pembentukan Kabupaten Maybrat, Maximus Air, SE, MM kesal atas ketidakhadiran pejabat dan ASN dilingkup Pemkab Maybrat dalam merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke 12 kabupaten Maybrat pada 3 Mei 2021.

“Mari kita menghargai kabupaten yang memberi kita manfat kehidupan ini. Saya percaya bahwa kami pendiri, pejuang dan pencetus kabupaten ini kalian tidak mendapat jabatan di kabupaten dan kota lain. Selain memangku jabatan itu bila memenuhi syarat kepegawaian dan mempunyai jaringan. Karena kabupaten Maybrat orang kita sendiri yang pimpin sehingga memberi leluasa dan kelonggaran bagi yang belum memenuhi syarat bisa diangkat memangku jabatan tertentu,” katanya saat usai menghadiri upacar Hardiknas dan hut Kabupaten Maybrat.

Menurut Maximus Air yang juga mantan anggota DPRD Maybrat dari Partai Gerindra ini bahwa yang terlihat kabupaten ini banyak pejabat dan pegawai hanya saat pencairan dana, mengurus proyek dan ramai di bank sedangkan kantor-kantor sepi.

Ia berharap ini berhenti. Ini juga warning sebagai tokoh pejuang pemekaran ini yang terakhir.

“Ini masih terus terjadi, saya akan pimpin rapat melakukan perombakan, karena sedih melihat keadaan ini. Ditanya ini bagi pejabat atau staf, menurutnya ini untuk pejabat dan ASN yang ada dilingkup Pemkab Maybrat. Kami melihat kebanyakan pejabat dan pegawai dari wilayah Aifat raya yang hadir, pejabat dan pegawai di daerah lain dimana,” tanya Maximus.

Dijelaskannya, kalau memang tidak mau, waktu itu tinggal kami 6 distrik saja. Kita mengambil keputusan bijak kata dia demi menjaga kebersamaan adat, budaya dan bahasa maka kita gabungkan 5 distrik dari wilayah Ayamaru dan Aitinyo masuk.

“Polemik soal ibu kota sudah selesai, tidak ada perbedaan diantara kita, yang kita mau itu bagaimana tuangkan waktu dan pikiran kita untuk membangun kabupaten ini dengan baik. Kami pejuang seperti mantan Sekda Drs. Agustinus Saa, M.Si, kami sendiri dan teman lain, tidak mempunyai kepentingan tetapi ikut berperan berpikir untuk kabupaten ini, lalu yang aktif, sampai dimana pola pikir mereka tentang kabupaten ini ataukah hanya jadikan kabupaten Maybrat untuk mengambil manfatnya saja,” katanya.

Melihat keadaan seperti ini, perasaan hati sakit ketika melihat kabupaten yang berdarah-darah berjuang setengah mati selama 7 tahun. Evoria yang dilakukan saat ini tidak sama dengan suka duka yang dialami saat itu.

Kedepan kata dia pemkab Maybrat jauh-jauh hari sudah membentuk panitia, bukan panitia dadakan akhirnya hut kabupaten kali ini biasa-biasa saja tidak ada warna sama sekali. Hari lahirnya Kabupaten Maybrat tidak dihargai ASN, padahal hari lahirnya sendiri yang memberi dia hidup.

“Jangan jadikan Kumurkek sebagai tempat bekas kebun yang hanya datang bakar api terus pulang, pelayanan administrasi kantor, bayar gaji dan urusan lainya jangan di mobil-mobil atau di sorong. Sebaiknya hentikan, kantor-kantor sudah tersedia di Kumurkek sejumlah fasilitas sudah tersedia apa yang kurang disini, masyarakat mendukung penyelenggaraan pemerintahan daerah ini aman, sudah 2 tahun pak bupati Maybrat Bernard Sagrim laksanakan tugas itu aman-aman saja,” tegasnya.

Selain itu, kata dia pejabat atau ASN yang kerjanya tidak profesional dilingkup Pemkab Maybrat sebaiknya bupati atau sekda evaluasi dan ganti. Tidak perlu lagi ada balas budi karena kerja politik, menurutnya hal itu sudah selesai sebaiknya memperbaiki kinerja urusan pemerintahan yang baik, beribawa untuk mencapai apa yang diharapkan yaitu pelayanan kepada masyarakat yang lebih maksimal, karena pejabat dan staf yang tidak bekerja secara maksimal serta tidak menjabarkan kebijakan pemerintah daerah secara baik imbasnya bupati dan sekda yang jadi sorotan.

Selain itu, Sekda Maybrat, Jhoni Way, S.Hut, M.Si mengutarakan kondisi ASN memang diakui bahwa masih terpencar tinggal di kampung dan distrik masing-masing maka ASN datang ke sini (Kumurkek) ya seperlunya saja.

“Kita harap ke depan kita bangun perumahan pejabat atau pegawai, agar selalu ada dan aktif berkantor maupun kegiatan Hut Kabupaten Maybrat atau hari raya besar lainnya selalu ada dan ramai. Kantor-kantor sudah disiapkan, kita selama 10 tahun, kita baku tarik ibu kota akhirnya kembali ke Kumurkek dan kita mulai tata kantor kedepan perumahan pejabat dan pegawai harus dibangun agar pegawai selalu stay disini, sehingga pelayanan kepada masyarakat selalu berjalan maksimal,” katanya. ***