SULBAR, metro7.co.id – Sejumlah layanan puskesmas yang sempat terhenti sementara akibat gempa berkekutan 6,2 magnitudo di Kabupaten Mamuju dan Kabupaten Majenen pada 15 Januari 2021, kembali beroperasi.

Kegiatan pelayanan yang dilaksanakan di bawah tenda dianggap menjadi pilihan yang dilakukan agar tetap dapat maksimal memberikan pelayanan terhadap masyarakat, karena gedung dalam kondisi rusak.

Disampaikan Kepala Bidang Kesehatan, Satgas Transisi Darurat, dr. Muhammad Ikhwan. Bahwa 11 puskemas di Kabupaten Mamuju dan Kabupaten Majene sudah kembali beroperasi, meski harus bekerja di bawa tenda.

“Ada 11 puskesmas, 8 di Kabupaten Mamuju, 3 lainnya berada di Kecamatan Malunda, Kabupaten Majene. Sekarang semuanya telah berjalan sebagaimana mestinya, namun mereka masih harus bekerja di bawah tenda,” tutur Ikhwan.

Selama setelah gempa, lanjutnya, aktivitas pelayanan kesehatan kepada warga tidak dipusatkan di satu tempat. Tetapi, tenaga medis puskesmas melakukan pelayanan dengan cara, dari rumah ke rumah atau dari tenda ke tenda warga.

“Pihak puskesmas sangat terbantu dengan banyaknya tim medis dari berbagai kelompok relawan yang datang membantu korban gempa.

Kita berharap, untuk selanjutnya dapat bekerja sama dengan relawan untuk memusatkan kegiatan pelayanan di puskesmas” harap Ikhwan.

Ditanya tentang stok obat-obatan di puskesmas tersebut, Ikhwan menyebutkan tidak ada kendala. Dinas Kesehatan provinsi Sulawesi Barat sesegera mungkin melakukan kegiatan pengadaan obat.

“Stok seperti biasa, tidak ada masalah. Hanya kita akan lakukan percepatan pengadaan obat karena dukungan stok dari pemerintah pusat tidak cukup. Selain itu, memang beberapa jenis obat, stoknya mulai berkurang” ucap Ikhwan, yang juga Kabid Kesehatan Masyarakat, Dinkes Prov Sulbar.

Sementara soal perbaikan gedung puskesmas, masih menunggu assesment dan renovasi oleh instansi yang berwenang. Belum diketahui persis kapan assesment dan perbaikan itu dilaksanakan.[]