MUBA, metro7.co.id – Sebanyak 25 ibu – ibu kader Posyandu Desa Lumpatan Kecamatan Sekayu Kabupaten Musi Banyuasin mengikuti kegiatan penanganan stunting.

Kegiatan tersebut di laksanakan di SDN 3 Bailangu diikuti Kader Pemberdayaan Masyarakat (KPM), kader Posyandu, bidan desa, ibu PKK dan kader PKK desa , guru paud, ibu balita yang pesertanya berjumlah 25 orang, Jum,at ( 20/11/20).

Kades Lumpatan Abd Fattah mengatakan kegiatan desa ini diaksanakan berdasarkan Permendesa PDTT nomor 11 tahun 2019 dan tetap menggunakan protocol kesehatan.

Dalam kegiatan Stunting ini sebanyak 25 peserta dari kader- kader KPM, kader posyandu, bidan desa, PKK, dan kader PKK, guru paud, serta ibu balita mengikutinya. “Agar para kades desa ini mengetahui tentang stunting dan banyak mendapatkan manfaat ilmunya tentang pencegahan kekurang gizi kronis dan kegiatan ini sudah termasuk kegiatan dana desa APBN 2020. Sedangkan untuk nara sumber dari Dinas PMD Muba dan PJOK Kecamatan Sekayu, Dinkes, Tim Perhimpunan Paud Indonesia ( Himpaudi),” jelasnya.

Camat Sekayu Marko Susanto yang saat itu juga sebagai nara sumber , di hadapan para kades desa mengatakan manfaat kegiatan stunting ini yakni untuk optimalisasi tumbuh kembangnya anak. “Jadi para kader dapat menyampaikan pada ibu- ibu balita tentang kekurangan asupan gizi pada anak,” ungkapnya.

Sementara itu Kadis DPMD Muba H Richard Chahyadi mengatakan, kegiatan stunting ini di laksanakan berdasarkan Permendesa PDTT Nomor 11 Tahun 2019 Pasal 6 Ayat 3 E tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa harus memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat desa, salah satunya berupa penanggulangan kemiskinan untuk melakukan pencegahan kekurangan gizi kronis (stunting).

Kemudian, pelatihan Integritas Paud dan Posyandu untuk Optimalisasi Tumbuh Kembang Anak Guna Pencegahan Stunting yang dibiayai Dana Desa APBN 2020 ini diikuti oleh kader-kader posyandu, guru paud, kader PKK, para bidan di setiap desa peserta dalam pelatihan dan sosialisasi stunting.

”Karena kekurangan asupan gizi dalam waktu lama infeksi berulang dan kurangnya stimulus psikososial,” dijelaskan Richard.

Menurutnya, stunting ditandai dengan panjang atau tinggi badan anak lebih pendek dari anak seusianya, anak stunting akan memiliki tingkat kecerdasan tidak maksimal. Stunting juga menjadikan anak rentan terhadap penyakit dan di masa depan beresiko menurunkan produktivitas.

”Untuk itulah kita harus mencegah dan menekan tumbuhnya stunting pada anak-anak kita semua,” jelas Richard. *