LABUHANBATU, metro7.co.id – Akibat penyakit demam berdarah dengue (DBD), kini pihak keluarga anaknya telah meninggal dunia sangat menyayangkan lambatnya antisipasi pelayanan dan penanganan dari pihak Desa dan Puskesmas, Dinas Kesehatan di Desa Sidomulyo, Kecamatan Bilah Hilir, Kabupaten Labuhanbatu. Senin (20/06).

Informasi diperoleh, dari ketujuh korban yang dinyatakan terjangkit DBD masing-masing yakni, Azizah (5) meninggal dunia, Mutiya (9), Fajar (10), Rohit (5), Awal (7), Tasi (9) dan Fandu (4).

Warga Dusun Sidomakmur, Desa Sidomulyo, Kecamatan Bilah Hilir, Kabupaten Labuhanbatu, Sumut Gimun (34), sebagai orang tua korban meninggal dunia mengatakan, bahwa anaknya telah meninggal dunia akibat penyakit demam berdarah dengue (DBD yang ditimbulkan oleh nyamuk Aedes Aegypti).

Namun dirinya sangat menyayangkan pihak Desa maupun Puskesmas Dinas Kesehatan setempat, dalam pelayanan dan penanganan untuk mengantisipasi penyebab penularan penyakit tersebut.

“Iya, seharusnya pihak Desa dan Puskesmas Dinas Kesehatan sudah tahu jadwal maupun grafik data tahunan, kapan dalam antisipasi pelayanan dan penanganan pada penyakit DBD, artinya ketika ada korban baru mau menangani kasus itu, selalu terlambat,”, sindirnya.

Plt Kepala Desa Sidomulyo, Nazaruddin saat dikonfirmasi melalui seluler Whatsapp, Senin (20/06) mengatakan, bahwa mengatasi penyebaran penyakit DBD, telah pihaknya telah bekerjasama dengan pihak Puskesmas Dinas Kesehatan setempat, hingga melakukan penyemprotan atau fogging setelah ada menerima hasil laboratorium dari data pihak dinas kesehatan.

“Iya, pada tanggal 1 bulan Juni 2022 melakukan Fogging dan tanggal 7 kembali dilakukan Fogging oleh pihak Puskesmas Dinas Kesehatan, sebelumnya kami ada ajukan surat permohonan. Dan pengajukan kepihak perkebunan sawit atas permohonan obat-obatan”, jelasnya

Sementara itu, Kepala Puskesmas Negerilama, Sukiyem saat dikonfirmasi beberapa wartawan melalui seluler mengakui kejadian tersebut.:Meskipun belum bisa memastikan penyebab korban meninggal dunia, apakah gejala DBD.

“Iya, di rumah sakit umum, tapi diagnosa nya gak pasti apa, menurut keterangan DBD,” sebut Sukiyem. *