Air limbah tambang yang diolah kembali dan layak untuk perikanan.
PARINGIN — PT Adaro Indonesia membuktikan inovasinya yang bermanfaat bagi lingkungan dan masyarakat di sekitar wilayah operasi, dengan melakukan budidaya perikanan di air bekas tambang batu bara. Keamanan air bekas tambang ini telah dibuktikan dengan keberhasilan tim Enviro Adaro bekerjasama dengan

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) membudidayakan udang galah dan ikan nila. Tak hanya itu, kedua komoditas pangan ini juga telah dinyatakan aman melalui tes laboratorium SNI (Standar Nasional Indonesia) beberapa waktu lalu

Pembudidayaan udang galah dan ikan nila yang berada di tengah hutan pada lokasi yang berukuran sekitar setengah hektar itu, dilakukan pada sedikitnya 14 keramba. Agar aman dari tangan-tangan jahil, keramba-keramba ini dibatasi oleh pagar-pagar kayu.
Di lokasi inilah sejak awal tahun 2010 lalu, PT Adaro Indonesia bekerja sama dengan LIPI melakukan penelitian dan ujicoba budidaya udang galah dan ikan nila dengan memanfaatkan air bekas tambang.
Salah seorang anggota tim Research and Development Enviro Adaro, Wahyudi menjelaskan, dari hasil analisa laboratorium LIPI yang mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI), dinyatakan bahwa “Budidaya udang galah dan ikan nila tersebut aman untuk dikonsumsi. Bahkan dari 2.000 ekor bibit udang galah dan 10.000 ekor ikan nila yang ditebar, telah mulai dipanen bulan September 2010 lalu.
”Dari awal benih ditebar sampai dengan panen dalam waktu kurang lebih 7 bulan, ukuran berat rata-rata udang galah sudah mencapai 60 gram per ekor atau sekitar 16 ekor per kilogram, sedangkan untuk ikan nila rata-rata 190 gram per ekor atau sekitar 5-6 ekor per kilogram,” tuturnya.
Abdurrahman, CSR Manager PT Adaro Indonesia mengatakan, panen tahap pertama tersebut bertujuan untuk mengawasi kandungan air dan ikan, mengingat air yang dipakai adalah bekas tambang batubara. Untuk panen selanjutnya, baru akan dilakukan kajian ekonomis.
“Kita mau lihat berapa dana yang dibutuhkan, supaya ketika kita akan menerapkan ke masyarakat melalui program CSR, kita tahu apakah nantinya kita laksanakan dengan hibah atau dana bergulir. Kita juga akan tahu berapa keuntungan yang bisa mereka dapatkan, dan apa saja hambatan serta tantangannya, jelasnya.
Ternyata Adaro berhasil membuktikan bahwa air bekas tambang tidak seperti yang dipikirkan sebagian orang. Program ini telah berhasil membuktikan bahwa air bekas tambang Paringin Adaro tidak berbahaya bahkan bisa dimanfaatkan untuk kegiatan inovasi lingkungan dan mendukung perekonomian masyarakat. Metro7/usy