KANDANGAN — Desa Tawar, Garis dan Bangkau yang masuk dalam Kecamatan Kandangan, masih jadi incaran para tengkulak ikan yang datang dari luar dan dalam Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS). Ketiga desa yang berdiri di daerah rawa dan danau ini, dari dulu hingga sekarang masih menjadi desa penghasil ikan nomor satu di Kabupaten HSS.
Berangkat dari itulah, tidak mengherankan jika Desa Bangkau, Garis dan Tawar cukup terkenal hingga ke luar daerah. Potensi perikanan yang dimiliki oleh ketiga desa ini, secara tidak langsung dapat menjadi penyedia ikan untuk masyarakat yang ada di kabupaten.
Pada musim air pasang dalam, ketiga desa ini masih dapat menyediakan ikan air tawar yang banyak dan dapat dikonsumsi oleh masyarakat kabupaten.
Bahkan harga yang ditawarkan cukup terjangkau, karena persediaan ikan sangat cukup. Pada masa air surut, ikan kembali berlimpah ruah dan berada di daerah Danau Bangkau. Melihat potensi inilah, maka Pemerintah Daerah juga membangun Reservoir untuk pengembangbiakan ikan di daerah Danau Bangkau.
Karena memiliki potensi yang berlimpah, maka Danau Bangkau pada musim kemarau, selalu menjadi sasaran dan rebutan dua masyarakat desa yang ada di Kabupaten HSS dan Kabupaten HST. Agar sengketa tersebut dapat diatasi dengan baik, maka pihak Pemerintah Kabupaten HSS juga membangun menara pengawas di daerah perairan Danau Bangkau.
Dari keterangan salah seorang warga Bangkau diketahui bahwa para tengkulak yang datang selain dari dalam kabupaten, juga banyak yang dari luar. Para tengkulak tersebut, bahkan berani menawar di atas dari harga tengkulak yang ada di kabupaten.
Sehingga masyarakat Desa Bangkau banyak yang senang menjual ke tengkulak luar. Sayangnya, kedatangan para tengkulak luar ini tidak beraturan, sehingga ikan-ikan yang sudah ditangkap tidak dapat dipastikan terjual kepada mereka. Sebab, jika satu hari saja tertahan, maka ikan-ikan yang ditangkap ini bisa mati dan membusuk. Agar tetap terjual dan menghasilkan uang, maka para nelayan juga menjualnya kepada para tengkulak lokal.
“Daripada busuk dan tidak laku, lebih baik yang pasti aja, kendati harga yang ditawarkan lebih murah,” ujar Mugeni.
Lebih rinci, nelayan ini mengatakan bahwa ikan-ikan yang terjual dengan harga yang cukup mahal adalah ikan gabus, nila dan bethok (Pepuyu). Sedangkan ikan sungai lainnya, masih sangat murah namun tetap laku di pasaran.
Aidil, salah seorang tengkulak mengatakan, ikan yang dihasilkan dari perairan Danau Bangkau cukup diminati masyarakat yang ada di luar kabupaten. Alasannya, ikan-ikan tersebut cukup gemuk dan rasanya beda dengan ikan-ikan yang ada di sungai atau tangkapan di luar dari Danau Bangkau lainnya.
Sebab, di daerah Bangkau sudah tersedia, lokasi penangkaran ikan secara alami. Hal inilah yang bisa membuat ikan semakin gemuk dan cukup diminati. Metro7/fit