PARINGIN — Penyempitan lahan pertanian yang terjadi di kawasan Kabupaten Balangan setiap tahunnya masih dalam tahap wajar atau di bawah satu persen. Kepala Bidang Pertanian Dinas Pertanian Tanaman Pangan Holtikultura Peternakan dan Perikanan (PTPHPP) Kabupaten Balangan, Haryono mengatakan bahwa penyempitan lahan pertanian merupakan hal yang tidak bisa dihindari lagi.
“Penyempitan lahan pertanian itu pasti terjadi, namun untuk Balangan masih dalam tahap wajar karena persentasinya sangat kecil,” ujarnya,
Sebagai kabupaten yang relatif masih baru, Balangan saat ini sedang giat melaksanakan pembangunan di segala bidang, termasuk infrastruktur.
Seiring dengan itu ujarnya, terjadi penambahan penduduk yang cukup signifikan, khususnya di wilayah perkotaan.
“Hal itu berimbas pada meningkatnya kebutuhan akan lahan, baik untuk perumahan, pergudangan, industri maupun perkantoran yang berimbas pada penyempitan lahan pertanian,” katanya.
Kebutuhan lahan wilayah perkotaan terutama berhubungan dengan perluasan tata ruang wilayah perkotaan untuk digunakan bagi berbagai sarana dan prasarana serta perumahan.
Ia menambahkan, untuk wilayah perdesaan, penyempitan lahan pertanian terjadi karena alih fungsi lahan menjadi kebun karet.
“Usaha utama masyarakat Balangan adalah berkebun karet, sehingga di beberapa wilayah perdesaan kadang areal persawahan beralih fungsi menjadi perkebunan, khususnya lahan tegalan,” tambahnya.
Aktifitas pertambangan batu bara yang ada di kabupaten Balangan dipandang tidak mempengaruhi penyempitan lahan pertanian, karena areal pertambangan batu bara berada di dataran tinggi dan pegunungan, sehingga yang mengalami penyempitan akibat aktifitas tersebut adalah kawasan perkebunan karet. Metro7/Sri