Balangan sebagai kabupaten hasil pemekaran dari Kabupaten Hulu Sungai Utara yang kini usianya sudah memasuki 9 tahun sejak 8 April 2003 silam, memiliki luas wilayah 1.878,3 km² atau kurang lebih 5% dari wilayah Provinsi Kalimantan Selatan, dengan iklim hutan tropika Humid yang mempunyai curah hujan sekitar 1.800 mm/tahun.
   Sebagian besar lahan di Kabupaten Balangan masih alami  dan masih banyak yang belum dimanfaatkan secara maksimal. Hanya sebagiannya yang dimanfaatkan untuk budidaya tanaman karet dan gaharu serta pertambangan.
  Adapun luasan hutan Balangan mencapai  92,759 Ha  yang terdiri dari Hutan Lindung seluas 65,791 Ha, Hutan Produksi Tetap 24,568 Ha dan Hutan Produksi seluas 2.400 Ha. Hutan di samping berfungsi sebagai penyangga ekosistem dan sumber keaneka ragaman hayati, juga dimanfaatkan masyarakat untuk diambil hasilnya, seperti kayu, rotan,gaharu, madu dan lainnya.
  Sebagian besar penduduk Balangan atau sekitar 85% mengandalkan kehidupan dari usaha perkebunan sebagai penyadap karet, dikarenakan karet mempunyai keunggulan tersendiri dibanding tanaman lainnya, di mana produksi karet tidak mengenal musim.
  Semenjak Ir H Sefek Effendie terpilih menjadi Bupati Balangan, ia langsung memprogramkan penanaman karet beserta sarana produksi lainnya secara gratis. Terbukti, pada tahun-tahun lalu  Pemkab Balangan telah memberikan lahan gratis seluas 595 Ha, tahun 2007 450 Ha, tahun 2008 425 Ha, dan pada tahun 2011 kemarin telah mencapai 7.000 Ha hingga tahun 2012 ini.
  Setelah melihat sudah begitu banyaknya lahan untuk perkebunan yang diberikan dan dikelola oleh masyarakat, dengan sendirinya Kabupaten Balangan menjadi ikon kota Dalam Hutan ‘.
  Pemkab Balangan dengan Dinas Kehutanan dan Perkebunan dalam membantu para petani tidak setengah–setengah. Artinya, para petani karet dibantu sejak pemberian lahan, bibit hingga obat-obatan. Itu masih ditambah lagi dengan bantuan lainnya berupa pembekalan tentang cara mengolah lahan, memilih dan menanam bibit, sehingga kualitas karet yang dipanen menjadi lebih baik.
  Gaharu dinilai sebagai produk yang menjanjikan, karena mempunyai nilai ekonomis tinggi.
Untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat Balangan, pihak Dishutbun menghimbau para petani untuk menanam pohon Gaharu yang mempunyai nilai ekonomi cukup tinggi.jadi hanya ada dua jenis pohon yang ditanam warga balangan, yaitu karet dan gaharu. Metro7/Sri