BARABAI — Tradisi Batampur (adu) nyaring meriam enau kembali digelar warga empat desa, yaitu Pelajau, Mahang Sungai Hanyar, Buluan dan Pandawan, Minggu (19/8/2012) malam lalu.
Sebanyak 136 meriam yang dibuat dari batang pohon enau, ikut meramaikan tradisi tahunan malam kedua Iduf Fitri 1433 Hijriah tersebut.
Ketua Panitia Pelaksana, Akhmad Sayuti mengatakan, meski kegiatan tersebut dapat menimbulkan gangguan berupa getaran dan bunyi ledakan yang cukup keras, namun semua sudah disepakati dan mendapat izin warga.
“Kami sudah melaksanakan rapat. Warga sepakat, seperti tahun-tahun lalu. Jika ada kerugian akan ditanggung panitia. Sedangkan jika ada Lansia atau warga yang sakit, akan diungsikan sementara ke tempat keluarga lain,” katanya.
Berbeda dengan tahun lalu, lokasi tempur meriam enau kali ini dilaksanakan di persawahan, sehingga tak begitu dekat dengan rumah penduduk.
“Memang ada beberapa rumah di sekitarnya, tapi hanya enam rumah, dan warga sudah menyatakan tak keberatan,” akunya.
Dari pantauan Metro7 di lokasi pada Minggu (20/8/2012) siang, meriam enau sudah disiapkan warga di tengah sawah, dengan posisi saling berhadapan. Dalam pertempuran itu, warga Pelajau dan Mahang Sungai Hanyar menyiapkan 71 meriam. Sedangkan pihak lawan, yaitu warga Desa Buluan, Tarambahan, dan Pandawan menyiapkan 65 meriam.
Sedangkan karbit yang berfungsi sebagai ‘peluru’ disiapkan masing-masing satu ton lebih.
“Semua biaya yang dikeluarkan adalah swadaya masyarakat,” jelas Sayuti alias Sasai. advhst