Barabai – Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) kembali mendapat pujian karena teguh mempertahankan kelestarian alam serta tak pernah menerbitkan apalagi memberikan rekomendasi izin pertambangan batubara. Konsistensi itu sungguh berat, pasalnya, perut bumi HST memiliki deposit emas hitam sangat besar.
Ucapan salut itu langsung disampaikan oleh Tri Bangun Leksana Sony, Kepala Pusat Pengelolaan Ekoregion (PPE) Kalimantan yang merupakan lembaga di bawah Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) Republik Indonesia, Kamis (16/10) . Pucuk pimpinan PPE itu juga mengapresiasi eksistensi dan kinerja Pemkab HST tak lelah menjaga kelangsungan lingkungan hidup. Ia bangga dengan Meratus HST yang tetap perawan serta batubara tidak terakomodir dalam dalam Perda Rencana Pembangunan Jangka Panjang HST.
 Kehadiran mantan Asisten Deputi Peningkatan Peran Organisasi Kemasyarakatan pada Deputi Bidang Komunikasi Lingkungan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Lingkungan Hidup ke bumi murakata ternyata atas inisiatif sendiri. Dan, kunjungan pertamanya ke kabupaten Kalimantan sejak mempimpin PPE Kalimantan dua bulan silam.
“HST satu-satunya kabupaten yang tetap memegang teguh kelestarian alam di regional kalimantan walaupun punya potensi besar bahan tambang,” kata Sony.
Selain bertemu muka dengan Bupati HST H Harun Nurasid di ruang kerjanya, Tri Bangun Leksana juga kepincut dengan pengelolaan TPA Telang. Secara terbuka, ia mengakui TPA Telang adalah TPA sanitary landfill terbaik untuk level Kabupaten di Kalimantan Selatan. Makin lengkap ujarnya, dengan penggunaan gas metan yang bermanfaat bagi masyarakat.
Kunjungan dilanjutkan ke sekolah adiwiyata SMPN 1 Barabai sebagai sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan. Sekolah Adiwiyata Provinsi itu digadang-gadang tahun depan bisa meraih penghargaan adiwiyata nasional. Saat berkeliling,ia menyarankan agar SMP 1 menjadi sekolah dengan area hijau.
Sony sempat mengunjungi Laboratorium Lingkungan BPLH HST yang merupakan laboratorium pilot project kementerian LH bersama 4 laboratorium lingkungan lainnya di Indonesia. Targetnya, akhir tahun 2014 Kementerian Lingkungan Hidup RI menjadikan  Laboratorium itu berstatus terakreditasi yang pada gilirannya meningkatkan kepercayaan publik. (AdvHumHST)