METRO7. CO. ID, paringin – Terkait kejadiannya matinya puluhan ribu ikan keramba milik masyarakat Desa Dahai Kacamatan Paringin, Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Balangan, Fahruraji mengungkapkan, pihaknya sudah turun ke lapangan untuk mengambil sampel atas kejadian ini.
“Sampel sudah kita ambil berupa ikan yang mati serta air sungainya, dan sudah kita bawa ke laboratorium di Banjarmasin untuk diteliti lebih lanjut,” ujarnya.
Berdasarkan pengamatan kasat mata, lanjut Fahruraji, memang tidak ada tanda-tanda serangan virus yang menyebabkan matinya ikan keramba ini secara massal.
Menurutnya, ada dua kemungkinan selain virus yang menyebabkan ikan ini mati massal, yaitu karena pencemaran air oleh limbah tambang, atau peningkatan suhu air secara drastis.
“Kalau dari hasil pendataan sementara, ada sekitar 50 ribu ikan keramba yang mati mendadak, semoga dalam beberapa hari ke depan hasil lab sudah keluar dan kita ketahui apa penyebabnya untuk segera ditindaklanjuti,” tegasnya.

Dilain pihak, saat dimintai komentarnya PT Adaro Indonesia melalui Djoko Soesilo, CRM Department Head PT Adaro Indonesia menyampaikan, jika pihak juga sudah menerima informasi tentang ‎ikan yang mati di dalam keramba di Desa Dahai tersebut.Namun tidak serta merta dapat dikaitkan dengan pihak tertentu atau pihaknya secara langsung.

“Apalagi kualitas air sungai tambang kami terpantau normal dan dari sampel air, TSS dan Ph jauh lebih baik dari ambang batas yang dipersyaratkan oleh ketentuan berlaku,” ujar Djoko Soesilo saat dikonfirmasi, Kamis (10/5) kemarin.

Namun demikian, menurut Djoko, sebagai bagian dari masyarakat, perusahaan turut ambil bagian membantu masalah mereka.

”Makanya tim juga bergerak aktif, mulai dari evakuasi ikan sampai pengambilan sampel dan mengirimnya ke laboratorim. Kita akan support masyarakat,” jelasnya.

Sedangkan, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Balangan, Musa Abdullah mengatakan, secara resmi belum ada masyarakat yang datang melaporkan permasalahan ini kepihaknya.

Namun, kata Musa, pihaknya memang sudah ada komunikasi dengan dinas perikanan terkait masalah ini.

“Tapi yang pasti, jika ada laporan masyarakat terkait dugaan pencemaraan lingkungan akan ditindaklanjuti sesuai dengan SOP yang ada. Selama ini pun, fungsi pengawasan terhadap pengelolaan air limbah air tambang kami jalankan secara berkala dan maksimal sesuai prosedur yang ada,” jelasnya.

Terpisah, Ketua LSM Rindang Hijau Lestari H Hudari mengungkapkan, meski belum belum dapat dipastikan penyebab pasti matinya ribuan ikan keramba milik masyarakat ini, tapi jika melihat kejadian tahun sebelumnya bisa dipastikan ini akibat tercemarnya air sungai oleh aktivitas limbah tambang.

“Jika ini benar nantinya kejadian ini akibat limbah tambang, maka komitmen PT Adaro dalam pengelolaan lingkungan atau limbahnya selama ini patut dipertanyakan dan pihak terkait khususnya pemerintah daerah menjadikan kasus ini jadi perhatian serius dalam menjalankan kewenangannya dalam menjaga dan mengelola lingkungan,” tegasnya.

Sekedar mengingat, puluhan ribu ikan dalam karamba milik para petani di desa Dahai Kecamatan Paringin mendadak mati, Selasa (8/5/2018) sore.

Matinya puluhan ribu ikan jenis Ikan masa dan Nila milik para peternak karamba di sepanjang sungai yang menjadi batas antara Kabupaten Balangan dengan Kabupaten Tabalong ini, membuat masyarakat pemilik keramba panik karena kejadiannya mendadak.

Mati mendadaknya puluhan ribu ikan budidaya keramba ini, membuat para pemiliknya gusar lantaran kerugian yang dialami masing-masing para petani keramba ini mencapai puluhan juta, terlebih sebagian besar ikan yang mati mendadak ini sudah siap panen. (Metro7)