METRO7. CO. ID, Kotabaru – Meski sempat mendapat aksi penolakan saat tiba di Bandara, kuasa hukum PT Sebuku Group Prof Dr Yusril Ihza Mahendra SH MSc disambut antusias oleh masyarakat Kotabaru saat ikut menghadiri acara Halal Bihalal, Jumat (6/7/2018).

Yusril yang merupakan ketua Umum Partai Bulan Bintang ( PBB) dan sekaligus bekas Mentri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Era Gusdur ini hadir di Kotabaru untuk menghadiri acara Halalbihalal bersama warga Kotabaru yang diadakan oleh perusahaan Tambang PT Silo.

Kehadiran Yusril sendiri memang menuai polemik dann penolakan, dimana ada demo menolak kehadirannya saat di Bandara Samsir Alam Kotabaru oleh sejumlah massa yang menolak Tambang Pulau Laut.

Acara halal bihalal yang diikuti ratusan warga Kotabaru ini juga turut dihadiri langsung oleh Direktur Sebuku Group Mayjen TNI ( purnawirawan ) Soenarko MD beserta pengurus Partai Bulan Bintang Kotabaru, Pemkab Kotabaru diwakili Asisten Ekonomi Pembangunan dan Kesejehteraan Rakyat Kotabaru Joni Anwar.

Dalam sambutannya Direktur Sebuku Group Soenarko berjanji akan memberikan lapangan pekerjaan dan berkontribusi langsung dalam perkembangan daerah jika nantinya Sebuku Group beropersasi disertai dengan dukungan pemerintah setempat.

“Kami siap dijewer atau digebuk jika kami tidak mematuhi aturan,” celetuk Soenarko .

Soenarko mengaku heran padahal sudah sering ke Kotabaru hampir setahun ,ketika ia masuk ke kampung – kampung masyarakat menurutnya sangat agamis ,sopan,santun tapi, kadang bisa meledak seperti kejadian yang dialami pak Yusril di Bandara tanpa kita tau pasti sebabnya.

“Mudah-mudahan kejadian ini hanya ujian mental untuk pak Yusril, ” kata Soenarko.

Sementara Yusril dalam kesempatan itu menyampaikan, jangan suka meremehkan orang karena merasa berkuasa .

Sebagai orang Hukum ia juga mengingatkan kembali bahwa hukum harus ditegakkan ,dan yang ditempuh PT Sebuku sekarang ini berjuang dipengadilan dengan cara yang benar ,apapun keputusan pengadilan harus kita terima itu sudah jalan terbaik.

Tak lupa ia menyinggung soal Tambang, dengan mengambil contoh kampung halamannya Belitung ,catatan sejarah bahwa Pulau Belitung paling pertama ditambang oleh Belanda 300 tahun yang lalu tambang timah sampai sekarang masih ada

“Kalo orang menambang benar tidak akan terjadi kerusakan lingkungan seperti pulau Belitung 350 tahun ditambang ,meski sekarang sudah tidak lagi karena masyarakat berpikir untuk memajukan pariwisata tetap menjadi pulau ketiga tujuan wisata setelah lombok dan bali, ujar Yusril.

“Saya berpesan agar bapak dan Ibu supaya anak – anaknya tetap harus sekolah, sebab hanya sekolah lah yang dapat mengubah masa depan seseorang,” tutup Yusril. (Metro7/arh)