METRO7.CO.ID, Amuntai – Gerbang awal pembuka peningkatan kualitas pendidikan Hulu Sungai Utara telah dibuka dengan adanya Sekolah Guru Indonesia (SGI).

Berawal dari kedatangan 3 pemuda Indonesia yang mengabdikan dirinya sebagai guru dan Trainer pendidikan di Hulu Sungai Utara selama 9 bulan dari bulan February sampai oktober mendatang.

Ketiga Pemuda itu adalah Ades Marsela, S.Pd, M.Pd, Habib Alwi Jamalulel, S.Hum, M.Pd, dan Muhammad Wahyuddin S.Adam, S.Pd.I, M.Pd. Genap 5 bulan berada di kabupaten Hulu Sungai Utara, ketiga pemuda itu telah berhasil melatih 88 guru SD/MI yang berasal dari 3 kecamatan yaitu kecamatan Amuntai Selatan, kecamatan sungai pandan dan kecamatan danau panggang. Dan tibalah hari ini para 88 guru tersebut diwisuda dalam program SGI Master Teacher.

Program SGI Master Teacher ini berawal dari kegelisahan para pemuda Indonesia, karena rasanya tidak mungkin jika hanya mengirimkan guru-guru yang bersifat sementara saja di daerah. Maka dari itu SGI menginiasi sebuah program pelatihan guru-guru didaerah yang mempunyai tujuan Step ahead atau tujuan yang mempunyai misi jangka panjang dalam peningkatan kualitas guru. Program ini di setting untuk dilaksanakan dalam waktu 3 bulan, dan kelak akan melahirkan para guru yang berjiwa pengajar, pendidik, dan pemimpin (3P).

Secara bersamaan kegiatan wisuda SGI Master Teacher periode pertama yang diikuti oleh 88 guru juga dikombinasikan dengan kegiatan Studium General SGI Master Teacher periode kedua yang diikuti oleh sekitar 350 Guru SD/MI sederajat yang berasal dari 9 kecamatan di Hulu Sungai Utara, yaitu kecamatan Amuntai Selatan, Amuntai Tengah, Amuntai Uara, Banjang, Haur Gading, Sungai Pandan, Danau Panggang, Babirik dan Sungai Tabukan. Dengan dibukanya SGI di 9 kecamatan di HSU maka harapannya program pemerataan kualitas guru dapat berjalan dengan optimal. Wisuda dan Studium General Sekolaha Guru Indonesia tersebut dilaksanakan pada 22 Juli 2018 di Aula Bapelitbang HSU. Tema kegiatannya adalah “Awaken The Teacher Within: Bangga Jadi Guru, Guru Berkarakter Mengenggam Indonesia”.

Acara Wisuda dan Studium General Sekolah Guru Indonesia dihadiri oleh Bapka Bupati Hulu Sungai Utara Drs. H Abdul Wahid HK, MM. M.SI, dan didampingi oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Drs. H. Matnor, M.Pd, Ketua Baznas HSU, Kabid Pembinaan SD, Kepala UPT Dinas Pendidikan kecamatan, ketua KKMI, pengawas sekolah/madrasah dan para kepala sekolah/madrasah.

Bupati HSU menyambut baik terlaksananya kegiatan ini sebagai upaya penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan di HSU, apalagi dengan adanya pemeraataan SGI di setiap kecamatan HSU

Bupati HSU menyampaikan bahwa SGI merupakan pemicu semangat para guru untuk belajar, dan juga berharap dengan adanya SGI Master Teacher ini dapat mendorong komitmen guru sebagai penggerak perubahan bangsa yang maju dan berkepribadian baik, memahami dan meningkatkan wawasan pengetahuan, serta peningkatan kompetensi keguruan, sebagai upaya untuk menjadi guru yang profesional dan berkinerja baik, serta mempunyai jiwa Pengajar, Pendidik dan Pemimpin (3P).

Setelah sambutan oleh bupati HSU maka dilanjutkan dengan penyematan tanda peserta SGI periode 2 yang diwakili oleh guru dari masing-masing kecamatan, dan dilanjutkan dengan prosesi wisuda SGI Master Teacher Periode pertama.

Setelah kegiatan open ceremony wisuda dilaksanakan maka dilanjutkan dengan penyampaian materi Studium General, nara sumbernya adalah Trainer Wahyu. Dalam materinya wahyu menyampaikan bahwa seorang guru harus memiliki 3 karakter yaitu pendidik, pengajar dan pemimpin. Dan salah satu cara untuk menanamkan 3 karakter tersebut yaitu dengan mengikuti pelatihan SGI Master Teacher secara serius dan berkomitmen.

Wahyu juga menyampaikan beberapa keunggulan metode pelatihan SGI yaitu (1) Lebih efektif dalam meningkatkan kompetensi mengajar para guru melalui pendekatan 85% PRAKTIK dan 15% TEORI; (2) Bukan hanya mengejar kompetensi, tapi juga fokus pada pembentuk KARAKTER GURU sebagai PENDIDIK melalui proses pengukuran yang komprehensif; (3) Membangun paradigma baru GURU sebagai PEMIMPIN dengan cara mengoptimalkan integrasi nilai-nilai kependidikan dengan pengembangan instruksional di kelas; (4) Kelulusan juga dipengaruhi oleh hasil perbaikan mutu pembelajaran di kelas melalui proyek penugasan KELAS MODEL dan PENELITIAN TINDAKAN KELAS; (5) Mendorong setiap guru untuk menjadi pelopor pembenahan BUDAYA SEKOLAH UNGGUL di mulai dari pembiasaan pada lingkup diri sendiri dan kelas ajar.

Wahyu Juga menyampaikan bahwa seorang guru SGI harus memiliki 10 Kepemimipinan Guru Indonesia yang tertanam dalam dirinya, yaitu: (1) Teladan menegakkan ibadah, (2) Disiplin Mengelola Waktu, (3) Gemar Membaca Buku, (4) Pelopor Kebersihan Sekolah, (5) Aktif Memberdaya Masyarakat, (6) Sahabat Terbaik Siswa, (7) Tertib Menyiapkan Administrasi, (8) Kreatif Membuat Media, (9) Profesional dalam Mengajar, (10) Gigih untuk Meneliti.

Selain hal tersebut pelatihan SGI juga akan menstimulus guru-guru agar dapat mengimplementasikan pembelajaran dengan menggunakan alat elektronik dan media sosial yang dimiliki sebagai langkah untuk tetap bisa bertahan pada zaman yang serba berbasis IT ini.

Kemudian rangkaian acara terakhir adalah penandatanganan Surat Perjanjian Pelatihan (SPP) sebagai bentuk komitmen otentik peserta dalam mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir, serta penjelasan teknis perkuliahan seperti tata tertib dan sanksi, timeline kegiatan, dan berbagai materi terkait ke SGI-an. (metro7/Dody)