BANJARBARU, metro7.co.id – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Selatan (Kalsel), melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) memberikan penghargaan Adiwiyata kepada 37 Sekolah Dasar hingga Sekolah Lanjutan Tingkat Atas se-Kalsel.

Gubernur Kalsel, Sahbirin Noor, menyerahkan langsung penghargaan peduli lingkungan tersebut di Banjarbaru, Senin (13/12). Dia mengatakan, Pemprov Kalsel terus berupaya menggelorakan kebersihan lingkungan, mulai dari lingkup terkecil hingga menjangkau masyarakat luas.

“Jadi bisa dimulai dari hal yang kecil, namun berdampak terhadap lingkungan hidup kita sehari-hari, berdampak buat masyarakat luas,” ujarnya.

Dia berharap, penghargaan Adiwiyata sekolah memiliki manfaat dan bisa diaplikasikan secara terus-menerus dalam kehidupan sehari-hari oleh warga sekolah se-Kalsel.

“Semoga ini tidak sekedar penghargaan saja, namun bisa terus diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Dan tentu saja bisa jadi teladan bagi yang lain, karena kita ingin semua elemen masyarakat bergerak jaga kebersihan, Pemprov Kalsel juga berkomitmen dalam setiap pembangunan yang dilakukan berwawasan lingkungan,” ujar Sahbirin.

Sementara itu, Kepala DLH Kalsel, Hanifah Dwi Nirwana, mengatakan bahwa di sekolah seorang siswa tidak hanya diajarkan bagaimana mencintai lingkungan, lebih dari itu siswa juga diajarkan bagaimana peduli dan berbudaya dalam merawat lingkungan di sekitar.

“Untuk itu agar dapat mewujudkan kepedulian dan membudayakan siswa terhadap lingkungan, diwujudkan dengan visi misi, kebijakan dan kurikulum berbasis lingkungan di sekolah tersebut,” kata Hanifah.

Contoh kecilnya, lanjut Hanifah, seperti menyediakan tempat sampah terpilah, organik dan anorganik dengan disertai sosialisasi setiap hari kepada para siswa.

Dari sekolah, Hanifah berharap siswa mampu menerapkan hal serupa di rumah, dan menjadi penerus yang paham dan mengerti bagaimana menjaga lingkungan.

“Jika kemudian bapak ibu guru menemukan siswa membuang sampah sembarangan, maka pian (anda) harus menegur langsung siswa tersebut, kemudian pemilahan sampah organik bisa dijadikan pupuk dan sampah anorganik dapat menjadi kerajinan para siswa. Inilah contoh membudayakan siswa untuk peduli lingkungannya,” kata Hanifah.[]