BANJARBARU, metro7.co.id – Gubernur Kalsel, Sahbirin Noor atau Paman Birin melalui Staf Ahli Bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik Adi Santoso menghadiri dan membuka secara resmi Gathering Pesantren Kalimantan Selatan (Kalsel), Sabtu (9/3) pagi.

Gathering Pesantren Kalsel yang diselenggarakan di Aula Ponpes Darul Ilmi, Jalan A Yani Km 19 Liang Anggang Banjarbaru mengangkat tema ‘Membangun Kebersamaan Untuk Menjadikan Pesantren Mandiri dan Berdaya dalam Ekosistem Keuangan Syariah yang Inklusif’.

Melalui sambutan tertulisnya, Paman Birin menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan itu. Adanya kegiatan itu yang dihadiri para ulama, pengurus pondok pesantren, menandakan komitmen dan tekad untuk bekerja sama dalam mewujudkan visi bersama.

“Pertemuan yang kita laksanakan sekarang ini, dapat mengeratkan tali kebersamaan kita dalam membangun pesantren-pesantren di Kalimantan Selatan yang lebih maju, mandiri, dan berdaya saing,” ujar Paman.

Lebih lanjut, ia menyampaikan, pesantren sebagai lembaga pendidikan islam tradisional, telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari sejarah dan identitas sebagai bangsa indonesia. Peran pesantren tidak hanya terbatas pada aspek keagamaan semata, tetapi juga memiliki potensi besar dalam mengembangkan ekosistem kemandirian ekonomi.

Tema “Membangun kebersamaan untuk menjadikan pesantren mandiri dan berdaya saing dalam ekosistem keuangan syariah yang inklusif” yang diangkat dalam forum itu sebut Paman Birin, sangatlah relevan dalam konteks pembangunan kalimantan selatan yang berkelanjutan.

“Kita berharap, melalui forum ini, akan lahir ide-ide maupun gagasan baru dalam membawa perubahan nyata bagi pondok pesantren lebih maju dan mandiri di masa yang akan datang,” harapnya.

Dijelaskan Paman Birin, seiring dengan pesatnya perkembangan ekonomi dan keuangan syariah di indonesia, ia yakin bahwa pesantren memiliki potensi besar untuk menjadi salah satu motor penggerak utama dalam memajukan sektor ini.

“Untuk mencapai hal tersebut, diperlukan kerja sama dan sinergi antara berbagai pihak, termasuk pemerintah, dunia usaha, akademisi, dan masyarakat luas,” jelasnya.

Sementara Ketua Dewan Pengurus Wilayah Ikatan Pesantren Indonesia Kalimantan Selatan, KH Mukri Yunus menyampiakan apresiasi kepada berbagai pihak, khususnya dari BSI atas dukungan dalam perwujudan program one Pesantren one produk (OPOP).

“Kita bersyukur, Kalsel daerah ketiga di Indonesia dan pertama di Kalimantan dalam pelaksanaan program OPOP,” katanya.

KH Mukri Yunus juga terus mengharapkan dukungan dan sinergitas dari berbagai pihak, terutama para dermawan untuk terus mendukung kemandirian pondok pesantren.

Sementara Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Kalsel, Dr Muhammad Tambrin menyampiakan, bahwa Dari 314 ponpes di Kalsel, masih 50 persen belum mandiri.

Adapun ponpes yang ada di bawah naungan DPW Ikatan Pesantren Indonesia (IPI) Kalsel, sebut Tambrin akan terus diberikan dukungan dan bimbingan. Salah satunya dengan memanfaatkan program One Pesantren One Product (OPOP).

Sekretaris DPW IPI Kalsel, Dr Edy Setyo Utomo menambahkan, pembinaan kepada ponpes telah dilakukan. Namun dalam penerapannya, belum dikelola secara profesional, salah satunya belum memiliki badan hukum.

“Dengan adanya OPOP ini kita beri bantuan badan hukumnya. Kalau punya badan hukum itu akan memudahkan Ponpes juntuk bisa mendapat kerja sama dengam perbankan atau bantuan dari perusahaan,” ujarnya.

“Kemarin kita sudah mengusulkan ke Kementerian Koperasi, mudah-mudahan bisa terealisasi, sehingga Ponpes di Kalsel semakin cepat memiliki koperasi berbadan hukum,” pungkasnya.

Dalam kegiatan itu, dilakukan penandatangan kerja sama antara Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Kalsel dengan DPW Ikatan Pesantren Indonesia (IPI) Kalsel.