BANJARBARU, metro7.co.id – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menggelar Rapat Koordinasi Penanganan Darurat Kebakaran Hutan dan Lahan di Provinsi Kalimantan Selatan.

Rakor dipimpin langsung Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto di Ballroom Hotel Novotel di Banjarbaru.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto, mengatakan, Kalsel menjadi salah satu enam provinsi prioritas BNPB untuk menghadapi ancaman bencana musim kemarau saat ini.

Keenam provinsi yang dimaksud yakni Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah.

Suharyanto mengatakan, menurut prediksi BMKG, fenomena El Nino yang akan berlangsung tahun ini relatif lebih kecil dibandingkan dengan periode sebelumnya.

“BMKG fenomena El Nino tahun ini tidak seperti pada tahun 2015 dan 2019. Namun bukan berarti kita bisa menyepelekan hal tersebut, kewaspadaan harus tetap ditingkatkan,” tegasnya.

Suharyanto, mengingatkan arahan Presiden RI untuk mengutamakan upaya pencegahan dan kesiapsiagaan. Dan meminta operasi darat dan upaya teknologi modifikasi cuaca dapat terus dimaksimalkan untuk mencegah karhutla meluas dan kekeringan. Dirinya menilai upaya water bombing merupakan upaya terakhir.

“Serta kita maksimalkan dulu operasi darat dan upaya teknologi modifikasi cuaca, water bombing adalah upaya terakhir, upaya ini juga terus) kita evaluasi, operasi darat dilakukan untuk menimalisir kebakaran meluas, jangan biarkan api membesar,” tegasnya.

Sedangkan teknologi modifikasi cuaca digunakan untuk membasahi lahan gambut dan mengisi embung untuk mencegah kekeringan.

Gubernur Kalimantan Selatan H Sahbirin Noor mengatakan, pemerintah tidak bisa bekerja sendiri, namun memerlukan kerja sama dari semua pihak.

“Kolaborasi yang baik antara Pemda, TNI, Polri dan masyarakat menjadi pondasi utama dalam mencapai hasil yang diharapkan,” bebernya.

Gubernur Sahbirin Noor pun juga telah memerintahkan jajarannya, khususnya BPBD Kalsel untuk bersiap jauh-jauh hari guna menghadapi kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Kalsel ada ancaman banjir dan karhutla jadi sudah dapat mengantisipasi, serta bersiap Karhutla saat musim hujan dan sebaliknya bersiap menghadapi banjir saat kemarau.

Gubernur Sahbirin pun siap memberikan dukungan penuh terhadap anggaran penanggulangan bencana di Banua. Mengingat ini adalah masalah kemanusiaan.

“Dalam rapat kordinasi Penanganan Darurat Kebakaran Hutan dan Lahan di Kalsel tersebut, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto menyerahkan secara simbolis bantuan peralatan penanganan Karhutla kepada Gubernur Sahbirin Noor senilai Rp 5,6 miliar,” jelasnya.

Bantuan berupa barang, diantaranya pompa induk, pompa sedang, pompa jinjing, selang, nozel, konektor, alat pelindung diri (APD) dan flexibel tank 5000 liter.