PARINGIN – Dampak dari turunnya secara drastis harga karet yang menyentuh angka Rp4.000 perkilonya, sangat berimbas pada perputaran ekonomi di Balangan.
Direktur Utama Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Paringin, Muhammad Isnaeni mengatakan, turunnya harga karet sangat mempengaruhi penyaluran kredit bagi masyarakat yang didominasi oleh pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
Diutarakannya, memasuki catur wulan kedua tahun 2014 penyaluran kredit mengalami penurunan sangat signifikan, padahal pada catur wulan pertama penyaluran kredit bagi masyarakat masih relatif normal.
“Akibatnya, realisasi penyaluran kredit yang ditargetkan BPR Paringin terancam tidak bisa terpenuhi, karena masih menyisakan Rp1 milyar dari target yang dipatok, yakni sebesar Rp5,7 milyar,” bebernya
Jika dibanding dengan sektor lain kata dia, hingga sekarang karet masih menjadi primadona bagi masyarakat di Bumi Sanggam, karena berdasarkan data terakhir yang mereka catat, lebih dari 80 persen penduduk Balangan masih menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian terutama perkebunan karet.
“Bahkan, karena faktor turunnya harga karet, sekitar 20% dari jumlah nasabah kredit lebih awal melunasi pinjamannya di BPR Paringin. Alasannya karena mereka takut harga karet akan terus anjlok dengan rentang waktu yang lama,” ungkapnya beberapa waktu lalu. (metro7/sri)