MARABAHAN- Kesenian Baayun Maulid pada saat ini hampir pudar, karena kebanyakan orang lebih memilih mengembangkan Maulid Habsy, padahal baayun maulid ini sangat penting dan merupakan adat budaya dari Desa Belandean Kecamatan Alalak pada zaman terdahulu, maka kita sebagai generasi penurus tidak seharusnya menghilangkan adat kesenian dari Desa kita, tetapi kita sebagai generasi penerus harus jeli dan peka untuk mengembangkan peninggal generasi terdahulu kita. 
            Hal ini pun diungkapkan Bendahara kelompok Baayun maulid Hadrah Malam, Ardiansyah kepada Metro7, mengatakan puluhan tahun sudah baayun maulid ini, tidak dikembangkan lagi. maka dengan adanya beberapa gagasan dan pemikiran dari warga Desa Belandean Dalam untuk menghidupkan kembali tradisi kesenian budaya peninggalan nenek moyang terdahulu kita.
“Sehingga pada akhir tahun 2013 kemarin telah terbentuk lah Kelompak Baayun Maulid Hadrah Malam, yang beranggota sebanyak 30 orang, yang diketuai Obak Susilo serta sekretaris Amat Karmat dan Bendahara Ardiansyah, maka melalui kelompok Hadrah malam ini mereka sepakat menjadwalkan latihan satu minggu sekali yaitu setiap malam senin, dengan tujuan ingin membangkitkan kembali adat dan budaya yang sudah lama pudar dan bisa bangkit kembali sebagai kesenian budaya daerah,”kata Asah.
Dengan tampilnya kelompok Baayun Maulid Hadrah Malam, hajatan dari keluarga Besar Mahliandi untuk kedua anaknya Ismi Rahayu dan Nor Alisa Rahimah di rumah kediamannya Simpang Empat Desa Belandean Dalam Kecamatan Alalak Kabupaten Batola, dan ini salah satu bentuk keinginan dan keseriusan kelompok untuk melangsungkan hajatan dari masyarakat, sebagai cerminan kecintaan kita kepada Nabi besar kita Muhammad SAW. 
Hal senada diungkapkan H Andi anggota kelompok Hadrah Malam, kesenian Baayun Maulid ini, sudah lama hilang hampir 20 tahun silam, padahal menurutnya kesenian budaya baayun maulid ini, sangat ramai dan unik sehingga pada zaman terdahulu masyarakat yang mempunyai hajatan anaknya atau pun keinginan lainnya mereka selalu melaksanakan baayun maulid sebagai bentuk rasa syukur mereka terhadap nabi besar Muhammad SAW dan tradisi adat budaya.
“Karena menurut cerita Nabi besar kita Muhammad SAW ketika di sunat dan pada malam harinya sebagai ucapan rasa syukur di lakukan lah puji-pujian dengan dinamakan baayun maulid , maka kita sebagai umatnya sudah seharusnya lah kita mengenang dan melestarikan peninggalan-peninggalan generasi terdahulu kita,”ungkap H Andi.
Dijelaskan H Andi, terbangunnya kelompok Baayun Maulid Hadrah malam ini, murni dari pemikiran dan keinginan beberapa warga untuk menghidupkan kembali adat budaya peninggalan generasi terdahulu, dengan tujuan bisa menjalin tali silaturahmi melalui organisasi kelompok, selain itu juga ditambahkannya untuk peralatan dan penunjang lainya dalam melaksanakan  Baayun Maulid memang serba kekurangan.
Dia pun berharap adanya perhatian dari Pemerintah Daerah ataupun intansi yang terkait, sehingga nantinya adat budaya peninggalan generasi terdahulu bisa dikembangkan kembali dan nantinya ada pembinaan khusus dari intansi yang terkait terhadap tata cara Baayun Maulid yang baik dan benar dan kami dari masyarakat awam bisa terbimbing serta terarah dalam mengembang suatu organisasi kelompok, harap H. Andi.
Selain itu Ali panggilan akrabnya yang mempunyai hajatan anaknya menambahkan, dia sangat mendukung dengan adanya pemikiran warga yang berkeinginan menghidupkan kembali adat dan budaya peninggalan generasi terdahulu terhadap kesenian Baayun Maulid ini.
Karena selain mengenang peninggalan nenek moyang kita, Baayun Maulid ini ungkap Ali lagi, hal itu salah satu ucapan rasa syukur terhadap nabi besar Muhammad SAW, maka dari itu lah diharapkannya melalui organisasi kelompok Hadrah Malam bisa merangkul generasi muda dan menanamkan kecintaan kepada nabi besar kita Muhammad SAW dan memberikan nilai-nilai keislaman dalam kehidupan bermasyarakat. (Metro7/ Andi)