TANJUNG- Publik di Kabupaten Tabalong “wajib” waspada terhadap penyebaran penyakit mematikan bernama HIV/AIDS yang terus bertambah di Bumi Sarabakawa. Yakni jumlah penderita sudah mencapai 46 orang yang ditemukan disepanjang 2009 hingga 2014 ini.
Dari informasi yang diperoleh Wartawan saat acara dialog Dinas Kesehatan dan Penggiat LSM Tabalong , di 2014  ini puluhan penderita HIV/AIDS kembali ditemukan, atau bertambah dua kali lipat dari data 2013 sebelumnya yang cuma 20 orang menjadi 46 orang di 2014. Dan sesuai perhitungan akumulasi penderita HIV/AIDS, maka dari angka 46 orang penderita yang positif tersebut, maka 46 orang positif dikali 100 orang yang belum ketahuan, berarti potensi jumlah total penderita HIV/AIDS di Tabalong mencapai 46000 orang.
Menariknya, ditemukannya penderita HIV/AIDS di Tabalong ini ditemukan secara tak sengaja, yakni saat yang bersangkutan berobat di RSUD dan dari hasil tes darah dari kegiatan donor darah. Mirisnya lagi, dari puluhan penderita, terdapat lima anak-anak Tabalong yang terjangkit dari orang tuanya. Dan 100% penyebarannya dari hubungan seksual.
Meski sudah milyaran rupiah digelontorkan secara rutin dari dana APBD dan APBN tiap tahun untuk penanggulangannya di Tabalong, tuh masih belum bisa mencegah meluasnya HIV/AIDS di Bumi Emas Hitam ini. Uniknya lagi, meski sudah berstatus darurat HIV/AIDS dan berlabel daerah kaya raya dengan SDA yang melimpah, namun hingga kini Tabalong belum memilki peralatan deteksi dini maupun alat-alat pengobatan khusus menangani HIV/AIDS.
“Saat ini kita belum memiliki fasilitas pengobatan HIV/AIDS. Jadi bila ada yang terdeteksi, kita langsung rujuk ke Rumah Sakit Ulin dan Rumah Sakit Anshori Saleh,” kata Kepala Bidang
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) pada Dinas Kesehatan Kabupaten Tabalong Abdul Khair dihadapan para LSM.
Dijelaskanya, dalam menangulangi HIV/AIDS di Tabalong, pihaknya di 2014 ini sudah membentuk Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Tabalong yang diketuai langsung oleh Bupati dan beranggotakan semua Instansi terkait lainnya.
Sementara itu, Idah ibu rumah tangga di Tabalong saat dimintai komentarnya mengaku terkejut dengan tingginya angka penderita HIV/AIDS di Tabalong. Dikatakanya Pemkab Tabalong sudah gagal dalam memberikan keamanan dan kenyamanan bagi masyarakatnya, khususnya dalam bidang kesehatan dari HIV/AIDS. Apalagi masih maraknya prostitusi di Tabalong yang terkesan makin mengila dan tak ada tindakan dari Pemkab.
“Siapa yang tidak tahu kalau pelacuran di Tabalong ini terbesar sebanua enam. Makanya HIV/AIDS makin subur di Tabalong ini. Kami dari masyarakat meminta Pemkab agar lebih serius menangani HIV/AIDS di Tabalong ini, kasian anak cucu generasi penerus kita nanti,” sindirnya (zul fahmi)