BARABAI, metro7.co.id – Menjalankan tugas dengan sungguh-sungguh dan penuh tanggung jawab sebagai salah seorang Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) menjadi tekad seorang perempuan asal Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) bernama Sopia Rahmah.

Dalam perhelatan Pemilihan Umum (Pemilu) Tahun 2024 ini, perempuan berusia 19 tahun ini tergabung sebagai petugas KPPS di TPS 01 Kelurahan Barabai Barat.

Beragam persiapan dan proses dilalui oleh Sopia dan rekan-rekannya dalam rangka menyukseskan penyelenggaraan Pemilu tahun 2024 ini, mulai dari tahapan seleksi, pelantikan, pelatihan, hingga simulasi pencoblosan.

Selain itu, aktivitas lain yang dilakukannya yaitu membagikan undangan kepada kurang lebih 200an lebih Daftar Pemilih Tetap (DPT) hingga mempersiapkan TPS sebagai lokasi pemungutan suara yang bahkan dimulai sejah beberapa hari sebelum hari pencoblosan digelar.

“Tahapan-tahapannya memang cukup banyak dan semuanya menurut saya penting untuk harus diikuti, jadi sebisa mungkin mengikuti dengan penuh antusias dan tanggung jawab. Termasuk saat membagikan undangan kepada DPT di TPS kami, mengingat pentingnya surat undangan itu untuk bisa segera sampai kepada para pemilih, kami bahkan mengambil risiko dengan menerjang cuaca hujan yang mengguyur wilayah HST beberapa hari sebelum pencoblosan,” ujar Sopia, Minggu (18/2).

Tingginya aktivitas yang dijalaninya sebagai anggota KPPS ini sempat membuat kelelahan. Kendati demikian, dengan tekadnya yang kuat, ia berusaha untuk dapat terus sehat hingga rampungnya seluruh proses Pemilu tahun 2024 ini.

Namun, tampaknya kondisi kesehatan yang semakin kurang baik tak mampu terus menerus ditahan oleh Sopia hingga pada akhirnya di tengah-tengah dirinya bertugas sebagai petugas KPPS pada hari pencoblosan, ia merasa tidak kuat lagi menahan rasa sakitnya, hingga akhirnya harus dilarikan ke RS.

“Rasanya memang beberapa hari terakhir sebelum pencoblosan itu sedikit merasa pusing, hanya saja masih mampu diobati dengan obat seadanya serta istirahat secukupnya. Tapi di hari H pencoblosan, sekitar pukul 10.00 Wita itu merasa semakin pusing dan bercampur mual, akhirnya saya izin untuk mundur dulu dan mencoba menenangkan diri dulu, ternyata sudah tak kuat lagi, hingga akhirnya minta diantar ke IGD RSUD H Damanhuri Barabai,” bebernya.

Sebelumnya, ia mengaku tidak pernah memiliki riwayat penyakit bawaan. Ia menyebut faktor kelelahan yang menjadikan dirinya sampai harus dilarikan ke RS. Dirinya juga menyebut bahwa hasil skrining riwayat kesehatan yang dilakukan juga menunjukkan dirinya dalam kondisi baik-baik saja.

“Tidak ada, saya tidak punya penyakit bawaan dan memang tidak pernah juga sakit sampai parah harus ke RS. Kan kemarin juga sudah skrining riwayat kesehatan lewat HP, hasilnya juga bagus dan data yang isikan juga sudah sesuai dengan apa yang saya rasakan atau biasa saya jalani. Mungkin karena faktor kelelahan saja dan mungkin karena kaget juga ya dengan load aktivitas pekerjaan yang intens dan banyak seperti ini. Jadi, di RS kemudian diperiksa terus dinyatakan harus rawat inap,” jelasnya.

Beruntung, sebagai jaminan pembayaran atas pelayanan kesehatannya di RS, Sopia sudah terdaftar sebagai peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) pada segmen peserta PBPU-BP Pemda dimana seluruh iuran kepesertaannya dijamin dan dibayarkan oleh Pemkab HST.

“Saat awal mendaftar dulu memang sudah sempat diinfokan dan disosialisasikan bahwa seluruh anggota KPPS memang diminta data BPJS Kesehatan nya, katanya mau dilakukan pengecekan apakah sudah terdaftar atau belum dan yang belum katanya akan didaftarkan menjadi tanggungan pemerintah HST. Intinya petugas KPPS saat bertugas itu punya BPJS Kesehatan sehingga apabila sewaktu-waktu dalam bertugas itu perlu perawatan di Puskesmas atau RS pasti bisa dijamin,” katanya.

Sopia mengaku sangat senang telah menjadi peserta Program JKN, meskipun kelas perawatan yang diperolehnya hanya pada kelas tiga saja, ia tidak merasa kecil hati karena pelayanan yang diberikan oleh petugas juga sama baiknya terhadap peserta segmen apa saja dan kelas perawatan lainnya. Ia pun mengungkapkan bahwa seluruh biaya perawatannya selama tiga hari dua malam di RS dijamin oleh BPJS Kesehatan.

“Saya sangat bersyukur karena sudah punya BPJS Kesehatan, semua biaya perawatan saya di RS dijamin tanpa diminta tambahan biaya satu rupiah pun. Mungkin kalau tidak punya BPJS Kesehatan saya masih berusa mengobatinya dengan obat rumahan saja, tapi berkat adanya BPJS Kesehatan ini, saya dan keluarga juga sangat yakin bisa dijamin makanya kami berani langsung ke IGD di RS. Dan benar, sampai saya selesai dirawat semuanya dijamin,” ungkapnya.

Ia pun merasa sangat berterima kasih kepada Pemkab HST yang telah mendaftarkan dirinya sebagai peserta BPJS Kesehatan.

“Saya sangat berterima kasih kepada bapak Bupati HST dan seluruh jajarannya karena sudah mendaftarkan dan menjamin saya sebagai peserta BPJS Kesehatan. Manfaatnya sangat besar dan luar biasa, saya bisa dijamin tanpa ada biaya tambahan dan tanpa dibeda-bedakan dengan pasien lainnya di RS,” tutupnya.